Suatu hari pendampingan pada klien transpantasi ginjal
Suatu
hari disebuah rumah sakit di ruang A terdapat seorang klien berusia 30
tahun, ia bekerja sebagai sekretaris. Saat ini dia mengalami sakit gagal
ginjal dan sudah rutin melakukan hemodialisa (cucidarah) seminggu tiga
kali, kondisi saat ini pasien sangat lemah. Klien masuk rumah sakit dan
memjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kondisinya, saat
diperiksa dokter dan diperiksa hasil Lab dokter menyarankan untuk segera
dilakukan transplantasi ginjal. Sebelumnya dari pihak keluarga sudah
ada yang rela mendonorkan ginjalnya untuk pasien dan orang tersebut
adalah kakaknya. Tetapi saat ini pasien masih ragu-ragu dan masih belum
siap untuk menerima donor ginjal dari kakaknya karena pasien menganggap
dari segi agamanya lebih baik mendapatkan donor atau transplantasi dari
orang yang sudah meninggal. Saat ini pasien tampak merenung sendiri dan
tampak gelisah dan semalam tidak dapat tidur.
Pada saat pasien sedang merenung tiba-tiba pintu diketuk,,,,,,tok,,tok,,,tok
Perawat : selamat siang mas hendrik, gimana kabarnya hari ini?apakah bisa tidur tidak semalam??kok kelihatan agak pucat.
Klien : ya beginilah sus, semalam saya agak susah tidurnya, entah kenapa kok saya sekarang merasa bingung.
Perawat : kenapa mas??kok bingung, mungkin ada yang bisa saya bantu?
Klien : aduh gimana yah sus,,saya bingung mau menjawab apa??
Perawat : kalau boleh tahu, memang apa yang dirasakan saat ini mas??
Klien : begini loh suster, saya sebenarnya takut, karena untuk menghadapi rencana transplantasi besok
Perawat : lah kenapa kok takut??kan untuk pendonornya sudah ada, apakah masih ada masalah??
Klien : iya ini sus, tapi masalahnya komplek ini suster, karena ada hubungan dengan keyakinan saya
Perawat
: ohh begitu, mungkin mas hendrik bisa bercerita sama saya, siapa tahu
saya bisa membantu memecahkan msalahnya mas hendrik.
Klien : tetapi kalau cerita sekarang kira-kira itu mengganggu waktu suster tidak.
Perawat : ohh tidak mas hendrik. tidak apa-apa cerita aja, kebetulan saat ini pekerjaan saya sudah selesai semua.
Klien
: begini suster, sesuai dengan keyakinan saya, untuk transplantasi itu
sebaiknya saya mendapatkan transplantasi dari orang yang sudah
meninggal, bukan dari kakak saya,,selain itu saya juga kasihan dengan
kakak saya nanti kakak saya jadi sering sakit-sakitan karena saya.
Perawat
: ohhh kalau itu masalahnya, memang agak rumit mas, karena keyakinan
itu merupakan sebuah prinsip dari individu masing-masing tapi setahu
saya bukankah dari segi agama mas hendrik juga diperbolehkan, memang
kalau transplantasi itu lebih baik dari orang yang sudah meninggal
tapi,,,
Tiba-tiba pintu diketok,,,tok,,tok,,tok,,
Kakaknya datang.
Kakak : selamat siang,,ohh ada suster disini.
Perawat : selamat siang pak, kalau tidak salah bapak ini kakaknya mas hendrik yah??
Kakak : iyaa suster, gimana keadaan adek saya suster?
Perawat : ini loh pak, mas hendrik ternyata masih ragu-ragu untuk dilakukan transplantasi.
Kakak : loh bukanya kemaren saya tanya sudah mau dan bersedia dilakukan transplantasi.
gimana tow de,,kamu itu katanya iya-iya sekarang kok kaya gini
perawat : ga begitu pak, ini cuman beda pandangan.
Mas
hendrik itu sebenarnya masih ragu karena dalam rencana besok, klan
transplantasi yang didapatkan dari kakaknya sendiri yang notabene masih
hidup, padahal dari sudut pandang mas hendrik sebaiknya transplantasi
itu sebaiknya dari orang yang sudah meninggal dan juga mas hedrik merasa
kasihan sama bapak.
Kakak : ohh jadi begitu tow sus, kalau itu masalahnya.
(kakak
berbincang dengan pasien) jadi begini de, iya memang dalam keyakinan
kita kalau transplantasi itu sebaiknya dari orang yang sudah meninggal,
tetapi kita juga harus melihat dari sudut pandang yang berbeda, mas juga
ikhlas kok mendonorkan salah satu ginjal mas buat kebaikan adek, mas
tidak khawatir dengan semuanya misalnya sakit-sakitan, diluar sana
banyak orang yang mempunyai satu ginjal saja, kenyataannya mereka masih
bias bertahan hidup sampai sekarang. Jadi adek tidak usah bingung dan
khawatir sama keadaan mas.
Perawat : baiklah mas hendrik, sekarang
mas hendrik tidak usah bingung, kan kakaknya mas hendrik sudah ikhlas
mendonorkan salah satu ginjalnya. Saya tahu, memang sulit bagi mas
hendrik, saya yakin Tuhan punya rencana yang indah untuk mas hendrik.
Mungkin dengan berdoa mas akan lebih tenang dan serahkan saja semuanya
kepada Tuhan. Kalau mas bersedia mari kita berdoa bersama-sama agar
kondisi mas lebih baik dan mas lebih tenang mungkin setelah berdoa.
Klien
dan kakak : iya suster, (klien : suster benar, mungkin Tuhan sudah
menyiapkan rencana yang indah untuk saya) (kakak : iya betul kata
suster, mungkin Tuhan mempunyai rencana yang indah buat adek, jadi adek
sekarang tidak usah takut dan khawatir lagi,, mari kita berdoa
bersama-sama suster)
Perawat : mari kita berdoa mas, saya pimpin doanya.
DOA
Perawat : bagaimana mas, apa mas sudah merasa lebih tenang?
Klien : ya suster, terima kasih, saya sudah lebih baik sekarang.
Perawat
: puji Tuhan kalau mas merasa lebih tenang sekarang setelah kita
berdoa. Saya akan membantu mas semampu saya. Saat ini apa yang mungkin
bias saya bantu sebelum saya meninggalkan ruangan ini?
Klien : tidak ada suster, terima kasih
Perawat : ya mas, sama-sama.
Kakak : terima kasih ya suster.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar