Read more: http://www.uzumaki-popey.com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-di.html#ixzz2QmnmosON

Pages

Kamis, 18 Oktober 2012

askep DM

  1. A.  Pengkajian
Tanggal pengkajian            : 12 juli 2011
Jam                                     : 15.00 WIB
Ruang                                 : ICU
No Register                                    : 440878
  1. I.     Identitas Diri
Inisial pasien                       : Ny.S
Alamat                                : Semarang
Umur                                  : 65 tahun
Suku                                   : Jawa
Jenis Kelamin                     : Perempuan
Agama                                : Islam
Kewarganegaraan               : Indonesia
Tanggal masuk RS             : 4 Juli 2011
Diagnosa medis                  : Diabetes Melitus
Identitas Penanggung jawab      
Nama                                  : ny. S
Umur                                  : 37 tahun
Hubungan dengan pasien   : Anak
Alamat                                : Semarang
  1. II.     Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit Sekarang
Ny.S datang ke rumah sakit Panti Wilasa Citarum pada tanggal 4 Juli 2011, pasien masuk melalui IGD dengan keluhan mual, muntah, tidak bisa makan 2 hari. Dengan kondisi pasien yang lemah, kemudian Ny. S dirawat di ICU. Pasien terpasang ventilator setting spontan dan terpasang DC ukuran 16. Pasien terpasang ETT sehingga menyebabkan pasien tidak bisa berbicara.
Riwayat keperawatan dahulu
Pasien mempunyai penyakit dahulu seperti DM, hipertensi.
  1. III.     Pengkajian TRIAGE
  2. A.  AIRWAY
DS : -
DO : Terdapat bunyi stidor, batuk efektif,  sputum : banyak, warna putih keruh, tidak kental, RR 31x/mnt, HR 100x/mnt, Saturasi O2 96.3%,
Masalah keperawatan : bersihan jalan napas tidak efektif
  1. B.  BREATHING
DS  : -
DO : Pasien terpasang ventilator setting spontan, FiO2 40 %, Presure support 7, peak flow/peep 6, dispnea, perubahan irama dan frekuensi pernapasan,  pH  7,487, PCO2 27,1 mmHg, PO2 134,3 mmHg, Saturasi O2 96.3%, HR 100x/mnt, RR 31x/mnt, Tipe pernapasan : perut dengan menggunakan ventilator
Masalah keperawatan : gangguan pertukaran gas

  1. C.  CIRCULATION
DS : -
DO : pasien sudah terpasang DC,terpasang infuse RL 20 tpm, TD 140/77 mmHg, suhu 38,9 ºC
Masalah keperawatan : resiko infeksi

  1. D.  DISABILITY
Pasien composmetis dengan nilai GCS = 14 (E :4, M : 6, V :4)
  1. E.  EXPOSURE
Terdapat luka dekubitus dibagian punggung, karena tirah baring lama, klien tampak lemah
Masalah keperawatan : intoleransi aktivitas, gangguan integritas kulit
                                    





Pemeriksaan Penunjang
Tabel 1. Hasil Laboratorium, tanggal 10 Juli 2011
PemeriksaanHasilNilai RujukanSatuan
HEMATOLOGI
Analisa Gas Darah
Temperatur
39,0 ÂºC
PHH  7,4877,35-7,45 
PCO2L   27,135-45mmHg
PO2 H  134,383-108mmHg
cHCO320,421-28mmol/L
BE-0,7-2-3mmol/L
cHCO3st23,8 mmol/L
O2 saturasi96,395-98%
Ct O215.00-20Vol %
AaDO2148.3 mmHg
FiO2
KIMIA KLINIK
Asam Laktat
45.0
1,45
0,4-2%
mmol/L
Tabel 2. Hasil Laboratorium, tanggal 12 Juli 2011
PemeriksaanHasilNilai RujukanSatuanMetodeKet
KIMIA KLINIK
GDS
177   J: 04.00
161   J: 08.00
256   J: 12.00
211   J: 16.00
173   J: 20.00
< 120mg/dlGOD/POD 
Tabel 3. Hasil Laboratorium, tanggal 13 Juli 2011
PemeriksaanHasilNilai RujukanSatuanMetode
KIMIA KLINIK
GDS
115   J: 00.00
171   J: 04.00
131   J: 08.00
143   J: 12.00
82     J: 16.00
110   J: 20.00
< 120mg/dlGOD/POD
Tabel 4. Hasil Laboratorium, tanggal 14 Juli 2011
PemeriksaanHasilNilai RujukanSatuanMetodeKet
HEMATOLOGI
Darah Rutin
9,7  L11,7-11,5g/dlOptical & impendanceDuplo
Lekosit10,93,6-11,010ˆ9/LOptical & ImpendanceDuplo
Eritrosit3,5  L3,8-5,210ˆ12/LOptical & ImpendanceDuplo
Hematrokrit28,6  L36-46%Optical & ImpendanceDuplo
Trombosit188150-40010ˆ9/LOptical & ImpendanceDuplo
Differential Count
Eosinofil
10-5%Optical & ImpendanceDuplo
Basofil00-2%Optical & ImpendanceDuplo
Neutrofil batang13-5%Optical & ImpendanceDuplo
Neutrofil segmen6750-70%Optical & ImpendanceDuplo
Limfosit2125-40%Optical & ImpendanceDuplo
Monosit102-8%Optical & ImpendanceDuplo
KIMIA KLINIK
SGOT
60,0<50U/L1 FCC 37 ºC 
SGPT70,6<46U/L1 FCC 37 ºC 
Ureum44,9<31Mg/dlBerthelot 
Kretinin0.90.45-0.75Mg/dlJaffe tanpa deproteinisasi 
Natrium136135-147mmol/LISE 
Kalium2.793.5-5.0mmol/LISE 
Tabel 5. Hasil Laboratorium, tanggal 14 Juli 2011
PemeriksaanHasilNilai RujukanSatuanMetode
KIMIA KLINIK
GDS
132   J: 00.00
178   J: 04.00
187   J: 08.00
68     J: 12.00
94     J: 16.00
103   J: 20.00
< 120mg/dlGOD/POD
Tabel 6. Hasil Laboratorium, tanggal 15 Juli 2011
PemeriksaanHasilNilai RujukanSatuanMetodeKet
KIMIA KLINIK
BGA laktat
PH
7.5127.37-7.45 Measuring & calculating 
PCO242.935-45mmHgMeasuring & calculating 
BE.EC11.5 mmol/LMeasuring & calculating 
B.E11.1-2-3mmol/LMeasuring & calculating 
HCO334.621-28mmol/LMeasuring & calculating 
TCO235.9 mmol/LMeasuring & calculating 
SO298.694-98%Measuring & calculating 
O2 Ct-20v % (Hb 15 gr %)V %Measuring & calculating 
Laktat1,40.7-2.5mmol/LMeasuring & calculating 
HCT4135-45%Measuring & calculating 
Hb13.711.7-15.5g/dlMeasuring & calculating 
NA+132.8136-146mmol/LMeasuring & calculating 
K+uc3.5-5.1mmol/LMeasuring & calculating 
Ca++uc1.09-1.30mmol/LMeasuring & calculating 
A-aDO2160.6 mmHgMeasuring & calculating 
PO2/FIO2238.6 mmHg  
FiO245 %  
Tabel 7. Hasil Laboratorium, tanggal 15 Juli 2011
PemeriksaanHasilNilai RujukanSatuanMetode
KIMIA KLINIK
Kalium
3.253.5-5.0mmol/LISE
Hasil foto rongent thorax pada tanggal 5 Juli 2011
Kesan : Kardiomegali dengan edema paru, sups efusi pleura duplex
Terapi Medikasi
Nama ObatDosis
Injeksi
OMZ
Targocid
Infuse RL, NaCl, comafusin hepar
2x1
3x1 vial
20 tpm
Oral
Urdahex
Vercitin
Primperan
Antasid
Impepsa
Curliv  
2x1 tab
3x1 tab
3x1 tab
3x1 cap
3x1 cap
3x1 tab
  1. B.  Analisa Data
NoHari/tanggal/waktuDataProblemEtiologiDiagnosa keperawatan
 1Selasa, 12 Juli 2011
15.00 WIB
DS : -
DO: terdapat bunyi stidor, Batuk efektif, sputum  banyak, warna putih keruh, tidak kental, RR 31x/mnt, HR 100x/mnt, Saturasi O2 96.3%
Bersihan jalan napas tidak efektifProduksi sputum berlebihBersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi sputum berlebih
 2 Selasa, 12 Juli 2011
16.00 WIB
DS  : -
DO : Pasien terpasang ventilator setting spontan, FiO2 40 %, Presure support 7, peak flow/peep 6, dispnea, perubahan irama dan frekuensi pernapasan,  pH  7,487, PCO2 27,1 mmHg, PO2 134,3 mmHg, Saturasi O2 96.3%, HR 100x/mnt, RR 31x/mnt, Tipe pernapasan : perut dengan menggunakan ventilator
Gangguan pertukaran gasKetidakseimbangan perfusi-ventilasiGangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
 3Rabu, 13 Juli 2011
14.30 WIB
DS : -
DO : pasien tampak lemah, ADL dibantu penuh perawat,
Intoleransi aktivitasKelemahanIntoleransi aktivitas b.d kelemahan
 4Kamis, 14 Juli 2011
09.00 WIB
DS : -
DO : terdapat Luka dibagian punggung, ADL dibantu penuh oleh perawat
Gangguan integritas kulitImobilisasi fisikGangguan integritas kulit b.d imobilisasi fisik
 5Jumat, 15 Juli 2011DS : -
DO: pasien sudah terpasang DC,terpasang infuse RL 20 tpm, dan ETT, TD 140/77 mmHg, nadi 100x/mnt, suhu 38,9 ºC, leukosit 10.9 10ˆ9/L
Resiko terjadinya infeksiTerpasang DC, Infuse, NGT, dan ETTResiko terjadinya infeksi b.d terpasangnya DC, Infuse, NGT, dan ETT


  1. C.  Tindakan keperawatan
Tanggal/jamDiagnosa KeperawatanTujuanRencana Tindakan Keperawatan dan Rasional
12 – Juli – 2011
15.00 WIB
 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi sputum berlebihSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam diharapkan jalan napas menjadi efektif
Kriteria Hasil
Sputum (-)
Batuk (-)
RR : 16-24x/mnt
HR : 60-100x/mnt
  1. Pantau TTV (TD, RR, Suhu, HR, SPO2)
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien dan menentukan tindakan keperawatan selanjutnya
  1. Lakukan penghisapan lendir
Rasional : pengumpulan lendir mengganggu ventilasi, maka dengan menghisap lendir akan membebaskan jalan napas
  1. Berikan posisi semi fowler
Rasional : untuk memberikan rasa nyaman, memungkinkan ekspansi dada dan memberikan kemudahan saat bernapas.
  1. Monitor status respirasi
Rasional : untuk mengetahui perkembangan status pernapasan dan untuk menentukan tidakan keperawatan selanjutnya
12 Juli 2010
16.00 WIB
Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi-ventilasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam diharapkan gangguan pertukaran gas teratasi
Kriteria hasil
Gelisah,sianosis,dan kelihatan tidak ada
PaO2, PaCO2, pH arteri, dan saturasi O2 dalam batas normal
  1. Pantau TTV (TD, RR, Suhu, HR, SPO2)
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien dan menentukan tindakan keperawatan selanjutnya
  1. Pantau hasil analisa gas darah
Rasional : menunjukkan ventilasi atau oksigenasi dan status asam/basa. Digunakan sebagai dasar evaluasi keefektifan terapi atau indikator kebutuhan perubahan terapi.
  1. Pantau status pernapasan dan oksigenasi, sesuai dengan kebutuhan
Rasional : untuk mengetahui perkembangan status pernapasan dan untuk menentukan tidakan keperawatan selanjutnya
  1. Pantau setting ventilator
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien
13 Juli 2011
14.30 WIB
Intoleransi aktivitas b.d kelemahanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien bisa mobilisasi dan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
Kriteria hasil
-          Lelah (-)
-          Lemah (-)
-          Bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri selama 3x24jam diharapkan adanya kemampuan untuk melakukan aktivitas
  1. Kaji faktor yang menyebabkan keletihan
Rasional : membantu dalam menentukan intervensi
  1. Pertahankan status nutrisi yang adekuat
Rasional : nutrisi yang adekuat dapat memberikan energi untuk melakukan aktivitas
  1. Berikan diit yang adekuat
Rasional : untuk meningkatkan status nutrisi dan memnuhi kebutuhan energi tubuh
14 juli 2011
09.00 WIB
Gangguan integritas kulit b.d imobilisasi fisik.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
  1. Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik, setiap kontak pada semua barang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasien nya sendiri.
Rasional : mencegah timbulnya infeksi nosokomial.
  1. Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh. Masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen kering dantetap kencang (tidak berkerut).
Rasional : sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada penigkatan risiko terjadinya kerusakan pada kulit / iritasi dan infeksi.
  1. Posisikan pasien pada posisi semi fowler.
Rasional : memberikan kemudahan bagi paru untuk berkembang, menurunkan terjadinya risiko hipoventilasi.
15 juli 2011
Jam 08.00 WIB
Resiko infeksi b.d pemasangan DC, NGT, ET, dan infuseSetelah dilakukan 2x24jam diharapkan tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil
Demam (-)
Tidak ada tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya pus pada luka
  1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial
  1. Pantau tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya pus pada luka
Rasional : untuk mengidentifikasi adanya infeksi
  1. Lakukan perawatan DC, NGT, ET, dan infuse
Rasional : untuk meminimalisir terjadinya infeksi
  1. Lakukan oral hygene
Rasional : untuk menjaga kebersihan diri
  1. Kolaborasi antibiotik sesuai indikasi.
Rasional : penenganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.
  1. D.  Catatan Perkembangan
Tangal/jamDiagnosa keperawatanImplementasiTanggal/jamEvaluasiNama & TTD perawat
12 Juli 2011
15.00 WIB
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi sputum berlebih
  1. Memantau TTV (TD, RR, Suhu, HR, Saturasi O2)
  2. Melakukan penghisapan lendir
  3. Memberikan posisi semi fowler
  4. Memonitor status respirasi
12 Juli 2011
20.00 WIB
S : -
O : pasien tampak lemah,bunyi napas stidor, ventilator setting spontan, TD 126/60 mmHg
Suhu 38,9 ºC, HR 99x/mnt, RR 31x/mnt, saturasi O2  97 %, pasien tidur dalam posisi semi fowler 45º
guntur
12 juli 2011
16.00 WIB
Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
  1. Memantau saturasi O2
  2. Memantau TTV (TD, RR, Suhu, HR, Saturasi O2)
  3. Memantau  status pernapasan dan oksigenasi, sesuai dengan kebutuhan
  4. Memantau setting ventilator
12 Juli 2011
20.00 WIB
S : -
O : pasien kesadarannya sopor, TD 126/60 mmHg
Suhu 38,9 ºC, HR 99x/mnt, RR 31x/mnt, saturasi O2  97 %, ventilator setting spontan, peak flow/peep 6, PS 7, FiO2 40%
guntur
13 Juli 2011
14.30 WIB
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
  1. Mengatur posisi tidur pasien, posisi semi fowler
  2. Mempertahankan status nutrisi yang adekuat
  3. Memberikan diit yang adekuat
  4. Memantau TTV (TD, RR, Suhu, HR, Saturasi O2)
13 Juli 2011
20.00 WIB
S : -
O : pasien kesadarannya somnolent, pasien tidur dalam posisi semi fowler 45º,  makan 250cc, minum 20cc, TD : 126/67, HR 101x/mnt, RR 28x/mnt, saturasi O2 97%, suhu 38 ºC, Peep 6, PS 7, FiO2 40%
guntur
14 Juli 2011
09.00 WIB
Gangguan integritas kulit b.d imobilisasi fisik.
  1. Memantau TTV
  2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
  3. Memberikan perawatan kulit dengan menggunakan salep esperson sesuai advis dokter
  4. Memberikan posisi semi fowler
14 Juli 2011
13.00
S :-
O : TD 137/70 mmHg
HR 96x/mnt
Suhu 36,8 ºC
RR 31x/mnt
Saturasi O2 99%
F1 O2 40%, pasien tidur dalam posisi semi fowler 45º, memberikan obat targocid 1 drip
guntur
15 Juli 2011
09.00 WIB
Resiko infeksi b.d pemasangan DC, NGT, ET, dan infuse
  1. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan
  2. Memantau tanda-tanda infeksi
  3. Melakukan perawatan DC, NGT, ET, dan infuse
  4. Melakukan oral hygene
  5. Melakukan kolaborasi pemberian antibiotik yaitu targocid 1 drip sesuai advis dokter .
15 Juli 2011
13.00 WIB
S : -
O : Tidak ada tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya pus pada luka, Suhu 37 ºC, TD 121/68 mmHg, RR 27x/mnt, HR 103x/mnt, produksi sputum berkurang.
guntur
  1. E.  Evaluasi
Hari/tanggal/waktuDiagnosa keperawatanEvaluasiNama & TTD perawat
Jumat, 15 Juli 2011
12.00 WIB
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi sputum berlebihS : -
O : pasien tampak lemah, batuk, bunyi napas tidor berkurang, sputum kental berkurang, RR 27x/mnt, saturasi O2 98%
A : masalah bersihan jalan napas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
guntur
 Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi-ventilasiS :
O : TD 121/68 mmHg, HR 103x/mnt, RR 27x/mnt, saturasi O2 98%, ventilator setting spontan, peep 6, PS 8, FiO2 40%
A : masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
guntur
Jumat, 15 Juli 2011
13.00 WIB
Intoleransi aktivitas b.d kelemahanS :
O : pasien tampak lemah, pasien tidur dalam posisi semi fowler 45º,  makan 250cc, minum 20cc , ADL masih dibantu perawat
A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
guntur
Jumat, 15 Juli 2011
13.00 WIB
Gangguan integritas kulit b.d imobilisasi fisik.S : -
O : pasien tidur dalam posisi semi fowler 45º, memberikan obat targocid 1 drip, masih terdapat luka dipunggung tapi luka dalam keadaan ersih tidak ada pus
A : gangguan integritas kulit belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
guntur
Sabtu, 16 Juli 2011
10.00 WIB
Resiko infeksi b.d pemasangan DC, NGT, ET, dan infuseS : -
O : Tidak ada tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya pus pada luka, Suhu 37 ºC, TD 120/60 mmHg, RR 26x/mnt, HR 100x/mnt
A : resiko terjadinya infeksi kemungkinan masih bisa terjadi
P : lanjutkan intervensi
guntur

contoh kasus transplantasi

Suatu hari pendampingan pada klien transpantasi ginjal
Suatu hari disebuah rumah sakit di ruang A terdapat seorang klien berusia 30 tahun, ia bekerja sebagai sekretaris. Saat ini dia mengalami sakit gagal ginjal dan sudah rutin melakukan hemodialisa (cucidarah) seminggu tiga kali, kondisi saat ini pasien sangat lemah. Klien masuk rumah sakit dan memjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui kondisinya, saat diperiksa dokter dan diperiksa hasil Lab dokter menyarankan untuk segera dilakukan transplantasi ginjal. Sebelumnya dari pihak keluarga sudah ada yang rela mendonorkan ginjalnya untuk pasien dan orang tersebut adalah kakaknya. Tetapi saat ini pasien masih ragu-ragu dan masih belum siap untuk menerima donor ginjal dari kakaknya karena pasien menganggap dari segi agamanya lebih baik mendapatkan donor atau transplantasi dari orang yang sudah meninggal. Saat ini pasien tampak merenung sendiri dan tampak gelisah dan semalam tidak dapat tidur.
Pada saat pasien sedang merenung tiba-tiba pintu diketuk,,,,,,tok,,tok,,,tok
Perawat : selamat siang mas hendrik, gimana kabarnya hari ini?apakah bisa tidur tidak semalam??kok kelihatan agak pucat.
Klien : ya beginilah sus, semalam saya agak susah tidurnya, entah kenapa kok saya sekarang merasa bingung.
Perawat : kenapa mas??kok bingung, mungkin ada yang bisa saya bantu?
Klien : aduh gimana yah sus,,saya bingung mau menjawab apa??
Perawat : kalau boleh tahu, memang apa yang dirasakan saat ini mas??
Klien : begini loh suster, saya sebenarnya takut, karena untuk menghadapi rencana transplantasi besok
Perawat : lah kenapa kok takut??kan untuk pendonornya sudah ada, apakah masih ada masalah??
Klien : iya ini sus, tapi masalahnya komplek ini suster, karena ada hubungan dengan keyakinan saya
Perawat : ohh begitu, mungkin mas hendrik bisa bercerita sama saya, siapa tahu saya bisa membantu memecahkan msalahnya mas hendrik.
Klien : tetapi kalau cerita sekarang kira-kira itu mengganggu waktu suster tidak.
Perawat : ohh tidak mas hendrik. tidak apa-apa cerita aja, kebetulan saat ini pekerjaan saya sudah selesai semua.
Klien : begini suster, sesuai dengan keyakinan saya, untuk transplantasi itu sebaiknya saya mendapatkan transplantasi dari orang yang sudah meninggal, bukan dari kakak saya,,selain itu saya juga kasihan dengan kakak saya nanti kakak saya jadi sering sakit-sakitan karena saya.
Perawat : ohhh kalau itu masalahnya, memang agak rumit mas, karena keyakinan itu merupakan sebuah prinsip dari individu masing-masing tapi setahu saya bukankah dari segi agama mas hendrik juga diperbolehkan, memang kalau transplantasi  itu lebih baik dari orang yang sudah meninggal tapi,,,
Tiba-tiba pintu diketok,,,tok,,tok,,tok,,
Kakaknya datang.
Kakak : selamat siang,,ohh ada suster disini.
Perawat : selamat siang pak, kalau tidak salah bapak ini kakaknya mas hendrik yah??
Kakak : iyaa suster, gimana keadaan adek saya suster?
Perawat : ini loh pak, mas hendrik ternyata masih ragu-ragu untuk dilakukan transplantasi.
Kakak : loh bukanya kemaren saya tanya sudah mau dan bersedia dilakukan transplantasi.
gimana tow de,,kamu itu katanya iya-iya sekarang kok kaya gini
perawat : ga begitu pak, ini cuman beda pandangan.
Mas hendrik itu sebenarnya masih ragu karena dalam rencana besok, klan transplantasi yang didapatkan dari kakaknya sendiri yang notabene masih hidup, padahal dari sudut pandang mas hendrik sebaiknya transplantasi itu sebaiknya dari orang yang sudah meninggal dan juga mas hedrik merasa kasihan sama bapak.
Kakak : ohh jadi begitu tow sus, kalau itu masalahnya.
(kakak berbincang dengan pasien) jadi begini de, iya memang dalam keyakinan kita kalau transplantasi itu sebaiknya dari orang yang sudah meninggal, tetapi kita juga harus melihat dari sudut pandang yang berbeda, mas juga ikhlas kok mendonorkan salah satu ginjal mas buat kebaikan adek, mas tidak khawatir dengan semuanya misalnya sakit-sakitan, diluar sana banyak orang yang mempunyai satu ginjal saja, kenyataannya mereka masih bias bertahan hidup sampai sekarang. Jadi adek tidak usah bingung dan khawatir sama keadaan mas.
Perawat : baiklah mas hendrik, sekarang mas hendrik tidak usah bingung, kan kakaknya mas hendrik sudah ikhlas mendonorkan salah satu ginjalnya. Saya tahu, memang sulit bagi mas hendrik, saya yakin Tuhan punya rencana yang indah untuk mas hendrik. Mungkin dengan berdoa mas akan lebih tenang dan serahkan saja semuanya kepada Tuhan. Kalau mas bersedia mari kita berdoa bersama-sama agar kondisi mas lebih baik dan mas lebih tenang mungkin setelah berdoa.
Klien dan kakak : iya suster, (klien : suster benar, mungkin Tuhan sudah menyiapkan rencana yang indah untuk saya) (kakak : iya betul kata suster, mungkin Tuhan mempunyai rencana yang indah buat adek, jadi adek sekarang tidak usah takut dan khawatir lagi,, mari kita berdoa bersama-sama suster)
Perawat : mari kita berdoa mas, saya pimpin doanya.
DOA
Perawat : bagaimana mas, apa mas sudah merasa lebih tenang?
Klien : ya suster, terima kasih, saya sudah lebih baik sekarang.
Perawat : puji Tuhan kalau mas merasa lebih tenang sekarang setelah kita berdoa. Saya akan membantu mas semampu saya. Saat ini apa yang mungkin bias saya bantu sebelum saya meninggalkan ruangan ini?
Klien : tidak ada suster, terima kasih
Perawat : ya mas, sama-sama.
Kakak : terima kasih ya suster.

judul proposal penelitian

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES BETHESDAYAKKUM YOGYAKARTA SEMESTER VI
TAHUN AKADEMIK 2012/2013



 



Oleh :
Guntur Marct Aditya
NIM 1203023




PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN JALUR B
STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
2012


BAB 1
PENDAHULUAN

  1. A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Cemas merupakan perasaan yang tidak menyenangkan tidak menentu dari individu dimana penyebabnya tidak pasti/tidak ada objek yang nyata misalnya; cemas kalau hasil ujian jelek, cemas tidak naik kelas, cemas menunggu kedatangan, menunggu keberangkatan, terlambat dan lain – lain. Cemas dapat digolongkan menjadi cemas ringan, cemas sedang dan cemas berat
(Kozier, at all 1989).
            Kecemasan adalah perasaan gelisah yang tidak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom ( sumber tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu ); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan dating dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan
(Nanda, 1973).
            Kecemasan dapat meningkatkan atau menurunkan kemampuan seseorang untuk memberikan perhatian.Kecemasan merupakan perasaan yang tidak menentu dan tidak jelas yang dihasilkan dari antisipasi adanya bahaya atau ancaman. Ketika dihadapkan pada perubahan dan kebutuhan untuk melakukan tindakan yang berbeda, seseorang merasa cemas
(Potter dan Perry, 1999).
            Kecemasan dapat dialami siapa saja termasuk mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta semester VI tahun Akademik 2012/2013.Semester VI dianggap stressor karena mereka menganggap bahwa semester VI merupakan tantangan yang sangat besar. Disamping itu juga pada saat semester VI mahasiswa disibukan dengan kuliah, praktik klinik, membuat tugas akhir ( KTI ), menghadapi Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Program, serta Ujian SIP. Kecemasan merupakan sesuatu yang wajar bagi mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta semester VI.Disini dapat disimpulkan mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dikarenakan kecemasan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan saat menghadapi suatu tantangan atau bahaya.
            Hasil wawancara dengan alumni mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta tahun Akademik 2012/2013 menunjukan bahwa kecemasan yang dihadapi mahasiswa keperawatan sangatlah tinggi.Dalam menghadapi kecemasan mahasiswa lebih banyak menggunakan waktunya untuk refresing misalnya nonton film, bermain game, bermain musik, dsb.Sebesar 80%, karena hal tersebut mungkin lebih efisien saat menghadapi kecemasan dan juga bisa untuk menghibur diri serta dapat dilakukan bersama – sama.
            Hal ini menjadi ketertarikan peneliti untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada mahasiswa program D3 Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta semester VI tahun Akademik 2012/2013.
  1. B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa Program D3 Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta pada saat menghadapi semester VI”.
  1. C.    TUJUAN PENELITIAN
Mendapatkan dan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta pada saat menghadapi semester VI.
  1. D.    MANFAAT PENELITIAN
    1. Bagi peneliti, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat menambah ilmu dan pengalaman.
    2. Bagi mahasiswa keperawatan sendiri sebagai acuan dalam menghadapi semester VI sehingga dapat mempersiapkan diri sebelumnya.
    3. Bagi bidang akademik dapat digunakan sebagai peningkatan informasi mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada mahasiswa semester VI.
  1. E.     KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian lain yang berhubungan dengan proposal penelitian yang saya buat :
                        Praju Susiana Marga ( 2007 ), dengan judul Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan, Universitas Sumatera Utara. Subyek penelitian adalah ibu menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan melibatkan 32 orang ibu menopause. Penelitian menggunakan metode wawancara, proses pengumpulan data dengan pengisian kuesioner berlangsung mulai tanggal 1 Juli hingga 10 Juli 2007. Uji korelasi yang digunakan adalah product moment pearson’s. Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi positif yang signifikan gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu menopause (r = 0,39; p = 0.02) dengan interpretasi hubungan sedang. Masalah fisik dan masalah psikologis adalah dua factor yang paling berpengaruh dalam tingkat kecemasan.
                        Umi Lutfa dan Arina Maliya (2008), dengan judul Factor – factor yang Mempengaruhi Kecemasan Pasien Dalam Tindakan Kemoterapi di Rumah Sakit DR.Moewardi Surakarta. Subyek penelitian adalah pasien yang akan menjalankan tindakan kemoterapi di rumah sakit DR.Moewardi Surakarta, dengan sampling yaitu 44 pasien. Peneliti menggunakan metode deskriptif korelatif menggunakan pengambilan sampel proporsional.Hasil penelitian menunjukan kesimpulan bahwa factor - faktor yang menyebabkan kecemasan adalah tingkat ketakutan pasien kemoterapi, tingkat pendidikan pasien dan pengaruh adaptasi pasien terhadap tindakan kemoterapi.
                        Istik Laila Sari (2011), dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Lansia Di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung. Subyek penelitiannya adalah lansia di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung, dengan sampling yaitu 80 orang responden.Penelitian ini menggunakan desain deskriptif menggunakan kuesioner dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bukan Maret 2011. Hasil penelitian menunjukan kesimpulan bahwa factor tertinggi yang menyebabkan kecemasan pada lansia adalah factor pekerjaan yaitu 36 responden (43,9%), sedangkan factor terendah yang menyebabkan kecemasan pada lansia adalah factor penyakit kronis yaitu 6 responden (7,7%). Kelemahan pada penelitian ini adalah berkaitan dengan metode pengumpulan data karena pernyataan tentang kecemasan tidak spesifik tetapi secara umum.
 

Blogger news

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Blogroll

Widget edited by super-bee

About