Read more: http://www.uzumaki-popey.com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-di.html#ixzz2QmnmosON

Pages

Senin, 31 Agustus 2015

NASKAH PUBLIKASI


NASKAH PUBLIKASI

 





STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA 2015


NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan


GUNTUR MARCT ADITYA
1203016





PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA 2015


  NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA 2015


Disusun Oleh:
GUNTUR MARCT ADITYA
1203016

Telah melalui sidang skripsi pada : 14 Maret 2015



                     Penguji I                                                 Penguji II                          Penguji III




(I Wayan Sudarta., S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kep) (Hadi Wahyono., SKM., MPH) (Sarwinantyo.,SKp)





                                      Mengetahui,
                                     Ka. Prodi S-1 Ilmu Keperawatan
                                     STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta




(Nurlia Ikaningtyas, S. Kep., Ns., M. Kep., Sp. Kep., MB)




HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA 2015


Guntur Marct Aditya1, Hadi Wahyono 2, Sarwinantyo 3


ABSTRAK

Latar Belakang : Sikap caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan, salah satunya adalah dengan merawat pasien PJK yang mengalami kecemasan.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien jantung koroner di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada bulan Januari 2015.
Metode: Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini adalah perawat berjumlah 20 responden dan pasien PJK berjumlah 20 responden di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Januari 2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dan accidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan observasi untuk semua variabel.
Analisa : Analisa data dalam penelitian ini menggunakan Chi Square dengan komputerisasi.
Hasil: Didapatkan hasil p value= 0,035 dengan tingkat kemaknaan α=0,05 (p < 0,05) maka H0 ditolak dan Hα diterima yang berarti ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien PJK, uji coefisiensi contingensi didapatkan C= 0,635 yang berarti hubungan kuat.
Kesimpulan: Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
Saran: Bagi peneliti lain disarankan meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner dan bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Disarankan agar perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat bersikap lebih ramah, sopan dan care sehingga dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan pasien dan keluarga

Kata kunci: perilaku caring perawatTingkat Kecemasan
Kepustakaan: 42, 2002-2013

1Mahasiswa S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
2Dosen Prodi S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
3Dosen Prodi S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

THE RELATIONSHIP OF BEHAVIOR CARING NURSE WITH THE PATIENTS ANXIETY LEVELS OF CORONARY HEART DISEASE
IN A HOSPITAL PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA 2015


Guntur Marct Aditya1, Hadi Wahyono 2, Sarwinantyo 3


ABSTRACT

Background : Nurse caring is very needed in nursing service such as caring patient’s coronary hearth disease who anxiety.
Objective :This study was conducted to determine the relationship of caring behavior of nurses with patient anxiety levels of coronary heart disease in Bakung hospital Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta in January
Methods :The study design was a cross sectional correlation, the population in this study was the nurse and the patient's coronary heart disease in Bakung hospital Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta in January 2015 amounted to 20 respondents for caring behavior of nurses and 20 respondents to the anxiety levels of patients with coronary heart disease sampling techniques using total sampling and accidental sampling. Methods of data collection using observations for all variables.
Analysis : Data analysis in this research use Chi Square by computerization.
Results : Can be found the result from this research p value= 0,035 with purpose level α=0,05 (p < 0,05) so H0 rejected and Hα received which means there is relation between caring nurse with anxiety level patient CHD, coefisiensi contingensi test can be found C= 0,635 which means the relation is strong.
Conclusion : For other researchers suggested research on other factors that can affect the patient's anxiety level of coronary heart disease and for hospitals Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta is recommended that nurses in providing health care services could be more friendly, polite and care so as to reduce the anxiety felt by the patient and family.

Keywords : caring behavior – levels of anxiety
Bibliography : 42, 2002-2013

1Student of Bachelor Of Nursing, Bethesda Institute for Health Scienses
2Lecturer at Nursing Program, Bethesda Institute for Health Scienses
3Lecturer at Nursing Program, Bethesda Institute for Health Scienses




PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang strategis dan merupakan faktor yang paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu. Untuk mewujudkan asuhan keperawatan yang bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh perawat, diantaranya adalah dengan memperhatikan sikap caring ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawat dikatakan bermoral, jika perawat bertindak menurut aturan yang benar. Dalam penelitian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan, akan tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai. Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti respon antara perawat dan klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat meningkatkan kesehatan.1

Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak bisa terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan  bahwa beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam proses caring di lingkungan keperawatan.2 Perawat yang bertugas memberikan asuhan keperawatan harus mengembangkan perilaku caring. Perawat yang berprilaku caring berarti perawat tersebut sudah memberikan pelayanan yang baik kepada pasien. Sikap caring berarti perawat bersikap empati, memberi dukungan, simpati serta perlindungan kepada pasien. Perilaku caring dapat memberikan kontribusi besar terhadap kualitas pengalaman pasien selama dilakukan perawatan.3 Sikap caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan, ternyata belum semua perawat berprilaku caring. Penelitian dari Ardiana (2010) bahwa hampir separuh perawat belum berprilaku caring menurut persepsi pasien, terutama kemampuan perawat berkomunikasi dengan pasien.  Sehingga hal ini berdampak pada hubungan teraupeutik perawat dengan pasien, kepuasan pasien bahkan financial rumah sakit.4

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menggambarkan sikap caring perawat. Penelitian dari Supriatin (2009) juga mendapatkan data perawat yang kurang caring sebesar 58,1% dan perawat yang caring sebesar 41,9%.5 Data tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Malini, Sartika, Idianola, & Edward (2009) yang menyatkan bahwa perilaku caring yang ditampilkan oleh responden masih buruk, hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor, misalnya beban kerja yang tidak seimbang. Data tersebut menunjukan bahwa perilaku caring perawat masih perlu ditingkatkan.6 Jantung koroner, telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri koroner yang menyuplai darah ke otot jantung. Salah satu hambatan berupa plak, dan prosesnya memakan waktu yang amat panjang. Salah satu faktor yang menyebabkan jantung koroner ini adalah stres psikologis.

Kecemasan adalah salah satu bentuk emosi yang menyebabkan ketegangan jiwa dan bila hal ini tidak tersalurkan dengan baik,emosi yang tertekan itu akan mencetuskan akibat-akibat yang negatif yang berhubungan dengan berbagai sistem organ tubuh. Bila yang terkena adalah jantung, dampaknya akan luas, karena itu kecemasan dan ketegangan berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat tercermin pada detak jantung yang berdebar-debar, sesak nafas, dll.7 Banyak diantara pasien penyakit jantung koroner (PJK) memiliki kecemasan berlebihan terhadap kondisi penyakit yang dideritanya, cemas dapat menyebabkan serangan jantung atau mati mendadak. Bagi pasien kurang mampu, kecemasan itu muncul karena tidak mampu membeli obat-obat, atau tidak mampu membayar tindakan yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakitnya. Respon tubuh terhadap stres adalah keluarnya hormoncatecolamin dan neurotransmitter norepineprin, serotonin, gamma-aminobutryic acid, apabila substansi-substansi ini meningkat di dalam tubuh, maka denyut jantung akan betambah cepat dan kuat, sehingga menyebabkan vasokontriksi, kolesterol darah meningkat gula darah meningkat, sel-sel darah cenderung bergumpal. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa stres memegang peranan penting dalam proses terjadinya PJK dan juga komplikasi akibat PJK.8

Data WHO (2011) bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan 60% dari seluruh kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung iskemik dan sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30% kematian di seluruh dunia disebabkan penyakit jantung.9 Diperkirakan tahun 2030 bahwa 23,6 juta orang di dunia akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Peringkat penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab kematian semakin meningkat. Penyakit jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai kematian terbanyak di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang. Riset Kesehatan Dasar 2007, angka kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan akibat penyakit jantung iskemik 8,7%.10

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, merupakan salah satu rumah sakit swadaya yaitu salah satu organisasi perangkat daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Studi awal di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta  didapatkan data untuk ruang perawatan penyakit dalam terdiri dari ruang Bakung, ruang Alamanda 1,2,dan 3. Studi awal di ruang Bakung tercatat 21 kasus PJK yang dirawat pada bulan November 2014 dan tercatat ada 20 orang perawat dengan kriteria pendidikan sebagai berikut S1 keperawatan 1 orang dan DIII keperawatan 19 orang dengan jumlah tempat tidur sebanyak 15 tempat tidur. Hasil wawancara dengan 3 orang pasien PJK di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta masih banyak perawat yang tidak melakukan tindakan caring seperti memberikan sentuhan kepada pasien, mengucapkan salam, menyebutkan nama pasien sebelum memandikan pasien, mendengarkan keluhan pasien, memberikan senyuman kepada pasien.

Salah satu upaya penanganan penyakit kardiovaskuler adalah istirahat serta memerlukan perawatan di rumah sakit. Krisis pada individu dan hospitalisasi dapat mengakibatkan strees pada individu itu sendiri dan keluarganya. Selama menjalani proses perawatan dan terapi, individu dan keluarga dapat mengalami kejadian yang sangat traumatik dan penuh dengan strees. Berbagai respon psikologik dapat terjadi dan yang sering muncul adalah perasaan cemas, bingung dan gelisah. Sesuai uraian diatas dapat diketahui bahwa caring seorang perawat sangat dibutuhkan untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien dengan PJK, hal ini menggugah peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tentang hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien PJK di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015. Peneliti berfokus pada perilaku caring perawat yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien dengan PJK.

METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini mencakup dua komponen yaitu pasien PJK 21 orang dan perawat 20 orang dengan teknik pengambilan sampel untuk tingkat kecemasan yaitu aksidental sampling, sehingga diperoleh 20 responden dan untuk perilaku caring perawat yaitu sampling jenuh, sehingga diperoleh 20 responden. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, cek list observasi untuk variabel perilaku caring dan Hamilton Anxiety Rating Scale untuk variabel tingkat kecemasan pasien PJK.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Responden Perawat di Ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
No
Karakteristik
N
%
1.        
Usia
a.       20-30
b.       31-40
c.        41-50

  7
  9
  4

35.0
45.0
20.0
2.        
Jenis Kelamin
a.       Laki-laki
b.       Perempuan

  5
15

25.0
75.0
3.        
Pendidikan
a.       DIII
b.       SI

19
  1

95.0
  5.0
Analisa :
Tabel 1 Menunjukan dari 20 responden, 9 responden berusia 31-40 tahun dan 4 responden berusia 41-50 tahun. 5 responden berjenis kelamin laki-laki dan 15 responden berjenis kelamin perempuan. 19 responden dengan tingkat pendidikan DIII dan 1 responden dengan tingkat pendidikan SI.

Tabel 2. Karakteristik Responden Pasien PJK di Ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
No
Karakteristik
N
%
1.        
Usia
a.       30-40
b.       41-50
c.        >50

13
  6
  1

65.0
30.0
 5.0
2.        
Jenis Kelamin
a.       Laki-laki
b.       Perempuan

18
  2

90.0
10.0
3.        
Pendidikan
a.       SD
b.       SMP
c.        SMA
d.       Perguruan Tinggi

10
  5
  3
  2

50.0
25.0
15.0
10.0
4.        
Pekerjaan
a.       Petani
b.       Buruh
c.        PNS

  4
15
  1

20.0
75.0
  5.0
Analisa :
Tabel 2 Menunjukan dari 20 responden, 13 responden berusia 30-40 dan 1 responden berusia >50 tahun. 18 responden berjenis kelamin laki-laki dan 2 responden berjenis kelamin perempuan, 10 responden berpendidikan SD dan 1 responden berpendidikan Perguruan Tinggi, 15 responden bekerja sebagai buruh dan 1 responden bekerja sebagai PNS.

Tabel 3. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015
Perilaku Caring
Tingkat Kecemasan
Total


tidak ada
Ringan
sedang
berat
P
Α
kurang
cukup
baik
Total
  1
2
3
2
  8


  2
0
0
0
  2
0,035
0,05
  9
1
0
0
10


12
3
3
2
20



Tabel 3 menunjukan 10 responden memiliki perilaku caring baik, 12 responden tidak mengalami kecemasan. 10 responden yang memiliki perilaku caring baik, 9 responden tidak ada kecemasan dan tidak ada responden dengan kecemasan berat. 8 responden yang memiliki perilaku caring kurang terdapat 1 responden tidak ada kecemasan, sedangkan responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan dan berat jumlahnya sebanding yaitu 2 responden.

Setelah diuji statistic chi square dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 didapatkan nilai P= 0,035 P< α (0,035 < 0,05) berarti ada hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien PJK di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan C= 0,635 yang berarti hubungan kuat. Caring merupakan tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung individu lain atau kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan seseorang. Tujuan dari caring adalah memberikan rasa aman dan nyaman untuk menurunkan kecemasan. Caring yang baik oleh perawat dapat menolong klien untuk meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Tetapi sebaliknya jika caring dirasakan kurang, maka hal ini cenderung menjadi penyebab kecemasan pasien PJK.11

Tabel 3 menunjukan bahwa perilaku caring yang baik juga masih berpotensi mempengaruhi tingkat kecemasan oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk tidak hanya berperan sebagai pemberi pelayanan asuhan keperawatan kepada klien dalam memperoleh penyembuhan penyakit melainkan juga berperan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan klien secara holistik, melalui kemampuan teknikal, dukungan emosional, psikologis, spiritual dan sosial. Perawat yang bertugas memberikan asuhan keperawatan harus mengembangkan perilaku caring, perawat yang berperilaku caring berarti perawat tersebut mampu mengurangi tingkat kecemasan ataupun trauma pasien ketika menjalani hospitalisasi.12 Tingkat kecemasan pasien selain dipengaruhi oleh perilaku caring perawat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal seperti pengalaman, respon terhadap stimulus, usia, gender, dukungan keluarga, kondisi lingkungan, keterampilan koping yang dimiliki dan dapatkan, prosedur invasif, keparahan diagnosis dan support system yang ada.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Perilaku caring perawat yang paling banyak adalah baik yaitu 10 responden (50,0%), perilaku caring cukup 2 responden (10,0%) dan perilaku caring kurang 8 responden (40,0%).
2.      Pasien yang memiliki tingkat kecemasan berat adalah 2 responden (10,0%), tingkat kecemasan sedang 3 responden (15,0%), tingkat kecemasan ringan 3 responden (15,0%), dan tidak mengalami kecemasan 12 responden (60,0%).
3.      Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
4.      Setelah diuji chi square didapatkan p value=0,035 sehingga nilai p <0,05 yang berarti ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
5.      Karena ada hubungan dilajutkan dengan menilai tingkat keeratan dengan coofisien cotingensi didapatkan nilai C= 0,635 yang berarti tingkat keeratan hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan adalah tinggi.
Saran
1.      Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Disarankan skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
2.      Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Disarankan agar perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat bersikap lebih ramah, sopan dan care sehingga dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan pasien dan keluarga
3.      Bagi Mahasiswa-mahasiswi Keperawatan
Hasil penelitian ini disarankan untuk dijadikan bahan literature atau sarana pembelajaran dalam pendidikan keperawatan.
4.      Bagi Peneliti Lain
Disarankan meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner, seperti pengalaman, kondisi sosial ekonomi, respon terhadap stimulus dan dukungan keluarga.

UCAPAN TERIMA KASIH
1.      Ibu Niken WN Palupi, S.Kp.,M.Kes. selaku Ketua STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
2.      Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati bantul Yogyakarta.
3.      Ibu Nurlia I.S.Kep.,Ns, M. Kep., Sp. Kep,MB selaku Ka Prodi S-1 Ilmu Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
4.      Bapak Hadi Wahyono., SKM., MPH selaku dosen pembimbing pembuatan skripsi.
5.      Bapak Sarwinantyo., SKp. selaku dosen pembimbing pembuatan skripsi.
6.      Bapak I Wayan Sudarta., S.kep., Ns., S.Pd., M.Kep selaku dosen penguji sidang skripsi.
7.      Bapak/Ibu dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda Yakkum Yogyakarta.
8.      Staf Perpustakaan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah menyediakan buku – buku sumber yang dibutuhkan.
9.      Teman-teman Program B angkatan II dan III serta teman-teman Prodi DIII Keperawatan yang selalu memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.





DAFTAR PUSTAKA

naspub dan skripsi lengkap


download disini
password : curi
or

0 komentar :

Posting Komentar

 

Blogger news

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Blogroll

Widget edited by super-bee

About