Read more: http://www.uzumaki-popey.com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-di.html#ixzz2QmnmosON

Pages

Rabu, 01 Mei 2013

Pengkajian


C.  PENGKAJIAN


Umumnya dilakukan pembedahan, yaitu mastoidektomi radikal oleh dokter ahli THT. Bila ada komplikasi abses retrourikula dan penderita jauh dari ahli, harus dilakukan insisi sementara untuk “drainage”
Beberapa hal yang penting dalam menanggulangi kasus otitis media kronik ialah
§  Harus dapat membedakan jenis otitis media kronik benigna dan otitis media kronik maligna
§  Dapat memberikan pengobatan yang tepat pada otitis media kronik benigna
§  Harus dapat memilih kasus otitis media kronik maligna yang perlu segera dikirim dan memdapatkan pertolongan ahli THT

Data yang muncul saat pengkajian :
1.  Data Subyektif :
*        Sakit telinga tidak pernah sembuh.
*        Keluar nanah dari telinga terus menerus dan berbau busuk.
*        Pendengaran berkurang.
*        Pembengkakan dibelakang telinga.
*        Perasaan penuh ditelinga.
*        Suara bergema dari suara sendiri.
*        Bunyi “letupan” sewaktu menguap atau menelan.
*        Gatal pada telinga.
*        Tinitus.
*        Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga.
2.  Data Obyektif:
*        Penampilan umum.
*        Tanda-tanda vital.
*        Kemampuan untuk mendengar menggunakan alat bantu.
*        Kemampuan untuk membaca bibir atau menggunakan bahasa isyarat.
*        Reflek kejut.
*        Toleransi terhadap bunyi-bunyi keras.
*        Warna dan jumlah cairan yang keluar dari telinga.
*        Alergi.
3.  Pemeriksaan Penunjang
*        Audiometri
*        Audiogram
*        Pemeriksaan sinar X mastiod
*        Tes garputala
*        Pemeriksaan otologis
*        Otoskopi pnuematic
*        Timpanometri
*        Elektronistagmografi
*        CT Scan
*        MRI
*        Laboratorium : Kultur terhadap patogen.

D.  FOKUS INTERVENSI

1.  Nyeri akut berhubungan dengan retraksi membran timpani
Tujuan    : Nyeri klien berkurang / hilang.
Intervensi :
a.       Kaji lokasi, tipe, durasi, dan frekuensi nyeri.
b.       Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0 – 10.
c.       Kaji faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
d.      Diskusikan tindakan penghilang nyeri yang efektif / tak efektif pada masa lalu.
e.       Kaji kefektifan tindakan penghilang nyeri.
f.            Beri posisi nyaman.
g.       Anjurkan teknik reduksi nyeri dengan kompres dingin, teknik relaksasi, sentuhan.
h.       Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik.
i.            Beri makanan lunak / cair dan hindari mengunyah.
j.            Diskusikan alternatif intervensi seperti umpan balik biologis, prosedur kontrol nyeri sendiri.
k.       Anjurkan dukungan keluarga / orang terdekat.
Evaluasi :
a.      Klien mengungkapkan pemahaman tentang faktor penyebab nyeri.
b.      Klien mendemonstrasikan keampuan untuk mengurangi atau mengontrol nyeri.

2.  Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketedakseimbangan labirin.
Ditandai dengan : pening, mual, muntah, nafsu makan menurun.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Intervensi :
a.       Kaji status nutrisi, pola makan yang lalu, dan obat-obatan.
b.       Kaji makanan yang lebih disukai, disukai, dan tidak disukai
c.       Menyediakan makanan dalam lingkungan yang tenang dan menganjurkan klien makan dengan perlahan dan mengunyah dengan baik.
d.      Beri posisi yang nyaman selama makan.
e.       Anjurkan keluarga, anggota keluarga lain yang terlibat selama makan, makan dengan klien, membawa makanan dari rumah.
f.           Pelihara lingkungan yang bersih untuk mencegah mual, anoreksia.
g.       Duskusi dan ajarkan klien / anggota keluarga lain mengenai petunjuk nutrisi, pentingnya makan yang teratur dan termasuk makanan.
Evaluasi :
a.      Klien mengungkapkan pengertian kekurangan nutrisi dan memperlihatkan pengetahuan masukan nutrisi yang adekuat.
b.      Klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya.

3.  Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan hantaran suara / udara yang diterima berkurang.
Ditandai dengan : Tinitus, menurunnya fungsi pendengaran, tuli konduktif ringan.
Intervensi :
a.      Observasi tingkat penurunan pendengaran.
b.      Tunjukkan cara berkomunikasi :
1). Membaca bibir
§  Bicara dengan perlahan dan mengucapkannya dengan baik.
§  Jangan kuatkan suara.
§  Hanya satu orang yang bicara dalam satu waktu.
§  Berdiri sehingga klien melihat bibir perawat saat bicara.
§  Berbicaralah dengan kalimat sederhana.
§  Tunjukkan obyek percakapan bila perlu.
§  Hindari mengunyah permen waktu bicara dengan klien.
§  Ulangi pernyataan yang tidak jelas bagi klien.
2). Bahasa isyarat
§  Dalam berkomunikasi dengan klien, gunakan pensil dan kertas untuk mengganti bahasa isyarat.
§  Dapatkan kerjasama keluarga dalam komunikasi.
3). Alat bantu pendengaran.
§  Kaji kemampuan klien untuk menggunakan dan merawat alat-alat.
§  Tentukan alat bantu pada tempatnya dan hidupkan sebelum bicara.
§  Buat tekanan nada nyaman untuk klien, hindari berteriak.
4). Catatan dan pensil.
§  Tuliskan pesan secara jelas, singkat, susunan kata-kata sederhana. Kembangkan susunan kata-kata yang seringkali digunakan dan instruksikan pasien untuk meneliti ulang.
§  Sediakan waktu buat klien untuk memahami dan menjawab.
Evaluasi :
1.             Klien mengungkapkan pengertian tentang penurunan sensori pendengaran.
2.             Klien mampu menggunakan alat bantu pendengaran.

4.  Perubahan body image berhubungan dengan Ruptur membran tympani.
Ditandai dengan  : Sekret berbau dan keluar dari telinga.
Tujuan                  : Body image klien tidak mengalami perubahan dan klien bisa
  menerima keadaannya.
Intervensi :
a.      Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang perubahan body image.
b.      Kaji mekanisme penanganan sebelumnya yang telah berhasil.
c.      Sediakan waktu untuk klien mengungkapkan perasaannya.
d.     Demonstrasikan penerimaan perasaan klien.
e.      Beri lingkungan yang tenang dan memfasilitasi.
f.       Berikan penghargaan dan dorongan.
g.      Tingkatkan dukungan melalui orang terdekat.
h.      Bantu klien dalam diskusi untuk menerima perubahan body image.
Evaluasi :
1.      Klien mengungkapkan penerimaan terhadap perubahan fungsi tubuhnya.
2.      Klien mengungkapkan minat dan keinginan untuk melanjutkan aktivitas dan interaksi sosial.
3.      Klien menggunakan sistem pendukung rumah sakit dan keluarga.

5.        Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang OMA yang  tepat.
Tujuan             : Pengetahuan klien tentang penatalaksanaan OMA meningkat.
Intervensi        :
a.       Kaji tingkat pengetahuan klien.
b.      Berikan informasi berkenaan dengan kebutuhan klien.
c.       Susun bersama hasil yang diharapkan dalam bentuk kecil dan realistik untuk memberikan klien tentang keberhasilan.
d.      Beri upaya penguatan pada klien.
e.       Gunakan bahasa yang mudah dipahami.
f.       Sediakan waktu untuk pertanyaan.
g.      Dapatkan umpan balik selama diskusi dengan klien.
h.      Pertahankan kontak mata selama diskusi dengan klien
i.         Berikan informasi langkah demi langkah dan lakukan demonstrasi ulang bila mengajarkan prosedur.
j.        Berikan pujian atau reinforcement positif pada klien.
Evaluasi           :
1.     Klien menyatakan pemahaman tentang pemberian informasi.
2.     Klien mampu mendemonstrasikan prosedur dengan tepat.

atau

0 komentar :

Posting Komentar

 

Blogger news

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Blogroll

Widget edited by super-bee

About