LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROINTESTINAL
A. PENGERTIAN
Gastroentritis adalah inflamasi usus halus
(enterokolitis) atau baik colon basar atau kecil (Gastroentritis) atau
peradangan usus dapat disebabkan agen infeksius (bakteri atau virus) dan
infiltrasi mucosa usus (Carpenito, 1995:1888,Kamus Kedokteran Dorland,
1996:761).
Gastroentritis adalah suatu kondisi yang ditandai
dengan adanya mual muntah serta diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi
yang tidak toleran terhadap makanan tertentu atau toksin (Tucker SM, 1998:985).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
: Gastroentritis adalah suatu kondisi (inflamasi usus halus) yang dapat
disebabkan karena infeksi bakteri atau virus, alergi yang tidak toleran
terhadap makanan tertentu/toksin, ditandai dengan mual muntah dan diare.
B. ETIOLOGI
1. Faktor
Infeksi
Infeksi parasit :
Amoeba, Balantidium coli, Helmentiasis (Ascaris, Ancolis)
Infeksi bakteri :
Shigella, Salmonella, Eschericia coli, Clostridium.
Infeksi virus : Entero
virus (Polymielitis, Astrovirus, Adevirus).
2. Kelainan
pada saluran makanan
a. Di
lambung/gastrogenous : dapat disebabkan oleh pasca gastrektomi, tumor
b. Di
usus halus/enterogenous : Enteritis regionalis, enterokolitis
c. Di
usus besar : dapat disebabkan oleh obstruksi colon parsial, kolitis ulserosa
3. Kelainan
diluar saluran pencernaan
a. Kelainan
endokrin, misal DM, hypertiroidisme, addison
b. Penyakit
di pankreas
c. Tonsilitis
d. Otitis
media
e. Faktor
neurologis
4.
stress
(Ngastiyah,
1997:143)
C. TANDA
DAN GEJALA
a. Tekstur,
konsistensi feses cair (diare) frekuensi BAB bertambah
b. Anoreksia,
nausea, vomitus
c. Hypertermia
d. Nyeri
abdomen, kram abdomen
e. Membran
mukosa kering
f. Penurunan
BB
g. Peristaltik
meningkat
(Ngastiyah,
1997:144-145)
D. PATOFISIOLOGI
DAN PATHWAYS
Proses
terjadinya diere terlihat dari beberapa faktor penyebab :
1. Faktor
Infeksi
Faktor
infeksi yaitu bakteri, jamur masuk kedalam lambung dan akan dinetralisir
oleh asam lambung (HCL). Mikroorganisme
tersebut akan tetap hidup atau mati.Jika hidup mikroorganisme tersebut akan
masuk kedala usus halus dan berkembang biak dan mengeluarkan toksik yang akan
merusak vili-vili usus dan meningkatkan peristaltik usus sehingga penyerapan
makanan, air dan elektrolit terganggu terjadi hiperskresi yang mengakibatkan
elektrolit, dan air terganggu sehingga
menyebabkan diare.
2. Faktor
psikologis
Rasa
takut dan cemas merangasang hipotalamus sehingga penyerapan makanan, air dan
elektrolit. Mengakibatkan eningkatan peristaltik pada colon dan selanjutnya
terjadi diare dengan adanya pengeluaran cairan dan elektrolit dalam jumlah
banyak akan berakibat timbulnya berbagai macam komplikasi dan berakibat lanjut
berupa hilangnya cairan dan elektrolit (Na, K, Cl, P) tubuh.
Pengeluaran
cairan tubuh adalah menyebabkan kompensasi tubuh mengalami hipogllikemi dan
hypoproteinemia sehingga menimbulkan malnutrisi energi dan protein. Bakteri di
dalam usus mengeluarkan toksin dan menimbulkan vili-vili usus halus dan
menyebabkan hiperperistaltik pada usus dan menimbulkan rasa nyeri karena sering
BAB, tubuh akan banyak mengalami kehilangan cairan/dehidrasi dan menaikkan suhu
tubuh dan juga defekasi yang ikut mengeluarkan asam laktat akan mempertahankan
kulit/menyebabkan kulit sekitar anal mengalami lecet dan menimbulkan gangguan
integritas kulit.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menyebabkan menyebabkan
pembentukan energi dalam tubuh terganggu sehingga intake kurang sebab pasien
cenderung nafsu makan menurun (Ngastiyah, 1997, Sacharian, K,M, 1996,Waspadji,
1996, Price, SA, 1996).
E. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan
Feses
Mikroskopis dan
mikroskopis pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula bila perlu
dilakukan pemeriksaan bila akan diuji resistensi terjadi peningkatan leukosit
dalam feses
2. Pemeriksaan
gangguan asam basa dalam darah dengan menentukan pH dan cadangan
alkali/pemeriksaan analisa gas darah
a. Benzidine+
bisa untuk mengetahui perdarahan usus
b. Hematokrit
meningkat
3. Pemeriksaan
kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemerikasaan
elektrolit terutama kadar natrium kalium, kalsium dan fosfor dalam serum.
5. Pemeriksaan
inkubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik/parasit secara kualitas
terutama dilakukan pada penderita diare kronis.
(Mansjoer,2000:470)
F. PENATALAKSAAN
1. Pemberian
cairan
Pemberian cairan
diberikan baik secara oral maupun parenteral.Pada prinsipnya pemberian cairan
adalah untuk menggantikan cairan yang keluar melalui tinja
2. Obat-obatan
a. Obat
anti sekresi(acetoson, klirpromazin)
b. Obat
anti spasmolitik (ekstra baladona, opium loperamid)
c. Obat
pengeras tinja (kaolin, taboral, pektin)
d. Obat
antibiotik (bila penyebabnya karena faktor infeksi)
G. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Hipokalemi
3. Hipokalsemi
4. Cardiac dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi
5. Hiponatremi
6. Syok hipovolemik
7. Asidosis
H. KONSEP
DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan,
cepat lelah, malaise, gelisah
b. Sirkulasi
Gejala : perasaan
dingin meskipun pada ruangan hangat
Tanda : TD rendah,
takikardia, bradikardia, disritmia
c. Integritas
ego
Gejala : ansietas,
emosi, kesal
d. Eliminasi
Gejala : tekstur feses
berfariasi, riwayat dehidrasi diare, nyeri abdomen tidak jelas, kembung,
peristaltik meningkat, BAB 5x sehari, konsistensi cair, berampas.
e. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia,
mual, muntah, BB menurun, tidak toleran terhadap diit.
Tanda : penurunan lemak
subcutan, massa otot, turgor kulit jelek, membran mukosa kering
f. Keamanan
Gejala : peningkatan
suhu tubuh, alegi pada makanan
(Doengoes,2000)
2. Diagnosa
keperawatan yang mungkin pada klien dengan gastroentritis
a. Diare
berhubungan dengan infeksi, malabsobsi, makanan, psikologis (Carpenito,
2001:104)
Tujuan : eliminasi BAB
kembali normal (1x sehari) setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24
jam diare dapat teratasi dengan kriteria hasil :BAB 1x sehari, konsistensi
lembek, BAB tidak ada lendir darah
Intervensi :
1) Kaji
penyebab diare
Rasional : mencari tahu
penyebab diare untuk memberikan terapi
2) Ajarkan
pada pasien penggunaan obat-obatan anti diare yang tepat
Rasional : penggunaan
obat secar tepat membantu menurunkan diare
3) Beri
minum oralit setiap kali kali BAB
Rasional : larutan
oralit barguna untuk mengganti cairan
4) Kolaborasi
pemberian antibiotik
Rasional : mencegah
diare yang disebabkan oleh infeksi
b. Defisit
volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan
(Doengoes,2000).
Tujuan :volume cairan
seimbang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria
hasil : tidak terjadi/tidak ada tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit baik,
mukosa bibir lembab, BAB kembali normal (1x sehari)
Intervensi:
1) Kaji
intake dan output cairan
Rasional : menentukan
derajat dehidrasi
2) Berikan
oralit/LGG tiap habis BAB
Rasional : mengganti
cairan tubuh yang keluar bersama feses
3) Kaji
tanda-tanda dehidrasi
Rasional : mengtahui
derajat dehidrasi dan mencegah syok
4) Pertahankan
cairan parenteral dengan elektrolit
Rasional : pengganti
bila obat oral tidak masuk
c. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan tidak adekuatnya absorbsi usus
terhadap zat gizi (Carpenito, 2000:259).
Tujuan : kebutuhan
nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24jam, dengan
kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda malnutrisi, BB kembali ideal, mukos
bibir lembab, turgor kulit baik, porsi diit yang disajikan dihabiskan
Intervensi :
1) Kaji
kebutuhan nutrisi
Rasional : menentukan
intervensi selanjutnya
2) Beri
diit yang tidak merangsang
Rasional :Membantu
memperbaiki absorbsi usus
3) Timbang
BB tiap hari
Rasional ;Mengetahui ad
tidaknya penurunan BB
4) Kolaborasi
dengan ahli gizi pemberian diit TKTP, tinggi mineral, rendah serat
d. Hipertermia
berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder dehidrasi (Doengoes,2000)
Tujuan : hipertermi
tidak terjadi setelah dilakukan tindakan
selama 3x24jam dengan kriteria hasil : suhu dalam batas normal
(36,3-37,40C), tidak muntah, BAB 1x tidak ad lendir darah, nadi
75x/menit.
Intervensi:
1) Observasi
vital sign (suhu)
Rasional : mengetahui
apakah ada peningkatan atau penurunan suhu tubuh
2) Ajarkan
paada keluarga pentingnya pertahanan masukan yang adekuat
Rasional : membantu
memulihkan energi dan cegah dehidrasi
3) Monitor
intake dan output cairan
Rasional : mengetahui
pemasukan dan pengeluaran urine
4) Pertahankan
cairan parenteral dan elektrolit
Rasional :
membantu/mempertahankan masukan yang adekuat
e. Gangguan
integritas kulit berhubungan dengan iritasi lingkungan sekunder terhadap
kelembaban (engram, 1999)
Tujuan : gangguan
integritas kulit tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24jam dengan kriteria hasil : daerah anal klien tidak gatal, tidak terjadi
iritasi leukosit cel normal, turgor kulit baik, elastisitas kulit baik
Intervensi :
1) Pantau
hidrasi kulit dan membran mukosa
Rasional : mendeteksi
adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan
integritas kulit atau jaringan pada tingkat seluler
2) Pertahankan
linen
Rasional : menurunkan
iritasi dermal dan resiko kerusakan kulit
3) Berikan
steak laken di atas perlak klien
Rasional : mencegah
gesekan tiba-tiba pada bokong
4) Gunaka
pakaian longgar
Rasional : memudahkan
bebas bergerak
f. Gangguan
rasa nyaman/nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat
gastroentritis (doengoes, 2000)
Tujuan : nyeri
berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam dengan
kriteria hasil : orang tua mengatakan sudah tidak rewel,
Intervensi :
1) Kaji
karakteristik, intensitas dan letak nyeri
Rasional : menentukan
intervensi selanjutnya
2) Beri
kompres hangat diperut
Rasional :Memberi rasa
nyaman
3) Ubah
posisi yang nyaman bagi pasien
Rasional : membantu
mengurangi nyeri
g. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi tentang perawatan anak
(Doengoes,2000)
Tujuan : keluarga
mengetahui tentang penyakit, perawatan dan pengobatan pada anak setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit dengan kriteria hasil :
keluarga sudah paham tentang penyakit, perawatan dan pengobatan anak
Intervensi :
1) Kaji tingkat pemahaman orang tua
Rasional : mengetahui
tingkat pengetahuan orang tua tentang diare
2) Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya kebersihan,
cuci tangan untuk menghindari kontaminasi
Rasional : mencegah
diare tambah berat dan memungkinkan tidak terulang kembali dirumah
3) Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
Rasional : meningkatkan
pengetahuan keluarga
4) Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang prinsip
diit yang
tepat
Rasional : membantu
mengurangi diare
h. Cemas pada anak/orang
tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit
Tujuan : cemas
berkurang sampai dengan hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x20 menit dengan kriteria hasil :
Intervensi :
1) Gunakan komunikasi terapuetik; kontak mata, sikap tubuh
dan sentuhan
2) Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak
dan orang tua
3) Libatkan orang tua dalam perawatan anak
4) Jelaskan kondisi anak, alasan pegobatan dan perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and
Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta.EGC
Carpenito, L.J.2001.Buku Saku Keperawatan.Edisi
8.Jakarta.EGC
Doengoes, M.E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi
3.Jakarta.EGC
Manjoer,
Ari F.1999. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi
3.Jakarta.Media Aeskuapins.
Price,
S.A.1994.Patofisiologi.Edisi
9.Jakarta.EGC
Underwood,
S.CE.1996.Patologi Ilmu dan Sistematik.Edisi
2.Jakarta.EGC
atau
0 komentar :
Posting Komentar