C. PENGKAJIAN
Umumnya dilakukan pembedahan, yaitu
mastoidektomi radikal oleh dokter ahli THT. Bila ada komplikasi abses
retrourikula dan penderita jauh dari ahli, harus dilakukan insisi sementara
untuk “drainage”
Beberapa hal
yang penting dalam menanggulangi kasus otitis media kronik ialah
§ Harus dapat membedakan jenis otitis media kronik benigna dan otitis
media kronik maligna
§ Dapat memberikan pengobatan yang tepat pada otitis media kronik
benigna
§ Harus dapat memilih kasus otitis media kronik maligna yang perlu
segera dikirim dan memdapatkan pertolongan ahli THT
Data yang muncul
saat pengkajian :
1. Data Subyektif :
*
Sakit telinga tidak pernah
sembuh.
*
Keluar nanah dari telinga terus
menerus dan berbau busuk.
*
Pendengaran berkurang.
*
Pembengkakan dibelakang telinga.
*
Perasaan penuh ditelinga.
*
Suara bergema dari suara
sendiri.
*
Bunyi “letupan” sewaktu menguap
atau menelan.
*
Gatal pada telinga.
*
Tinitus.
*
Penggunaan minyak, kapas lidi,
peniti untuk membersihkan telinga.
2. Data Obyektif:
*
Penampilan umum.
*
Tanda-tanda vital.
*
Kemampuan untuk mendengar
menggunakan alat bantu.
*
Kemampuan untuk membaca bibir
atau menggunakan bahasa isyarat.
*
Reflek kejut.
*
Toleransi terhadap bunyi-bunyi
keras.
*
Warna dan jumlah cairan yang
keluar dari telinga.
*
Alergi.
3. Pemeriksaan Penunjang
*
Audiometri
*
Audiogram
*
Pemeriksaan sinar X mastiod
*
Tes garputala
*
Pemeriksaan otologis
*
Otoskopi pnuematic
*
Timpanometri
*
Elektronistagmografi
*
CT Scan
*
MRI
*
Laboratorium : Kultur terhadap
patogen.
D. FOKUS INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan retraksi membran timpani
Tujuan : Nyeri klien berkurang / hilang.
Intervensi :
a.
Kaji lokasi, tipe, durasi, dan
frekuensi nyeri.
b.
Kaji intensitas nyeri dengan
menggunakan skala nyeri 0 – 10.
c.
Kaji faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri.
d.
Diskusikan tindakan penghilang
nyeri yang efektif / tak efektif pada masa lalu.
e.
Kaji kefektifan tindakan
penghilang nyeri.
f.
Beri posisi nyaman.
g.
Anjurkan teknik reduksi nyeri
dengan kompres dingin, teknik relaksasi, sentuhan.
h.
Kolaborasi pemberian analgetik
dan antibiotik.
i.
Beri makanan lunak / cair dan hindari
mengunyah.
j.
Diskusikan alternatif intervensi seperti
umpan balik biologis, prosedur kontrol nyeri sendiri.
k.
Anjurkan dukungan keluarga /
orang terdekat.
Evaluasi :
a.
Klien mengungkapkan pemahaman
tentang faktor penyebab nyeri.
b.
Klien mendemonstrasikan
keampuan untuk mengurangi atau mengontrol nyeri.
2.
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketedakseimbangan
labirin.
Ditandai dengan :
pening, mual, muntah, nafsu makan menurun.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Intervensi :
a.
Kaji status nutrisi, pola makan
yang lalu, dan obat-obatan.
b.
Kaji makanan yang lebih
disukai, disukai, dan tidak disukai
c.
Menyediakan makanan dalam
lingkungan yang tenang dan menganjurkan klien makan dengan perlahan dan
mengunyah dengan baik.
d.
Beri posisi yang nyaman selama
makan.
e.
Anjurkan keluarga, anggota
keluarga lain yang terlibat selama makan, makan dengan klien, membawa makanan
dari rumah.
f.
Pelihara lingkungan yang bersih untuk
mencegah mual, anoreksia.
g.
Duskusi dan ajarkan klien /
anggota keluarga lain mengenai petunjuk nutrisi, pentingnya makan yang teratur
dan termasuk makanan.
Evaluasi :
a.
Klien mengungkapkan pengertian
kekurangan nutrisi dan memperlihatkan pengetahuan masukan nutrisi yang adekuat.
b.
Klien mampu memenuhi kebutuhan
nutrisinya.
3. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan hantaran
suara / udara yang diterima berkurang.
Ditandai dengan :
Tinitus, menurunnya fungsi pendengaran, tuli konduktif ringan.
Intervensi :
a.
Observasi tingkat penurunan
pendengaran.
b.
Tunjukkan cara berkomunikasi :
1). Membaca
bibir
§ Bicara dengan perlahan dan mengucapkannya dengan baik.
§ Jangan kuatkan suara.
§ Hanya satu orang yang bicara dalam satu waktu.
§ Berdiri sehingga klien melihat bibir perawat saat bicara.
§ Berbicaralah dengan kalimat sederhana.
§ Tunjukkan obyek percakapan bila perlu.
§ Hindari mengunyah permen waktu bicara dengan klien.
§ Ulangi pernyataan yang tidak jelas bagi klien.
2). Bahasa
isyarat
§ Dalam berkomunikasi dengan klien, gunakan pensil dan kertas untuk
mengganti bahasa isyarat.
§ Dapatkan kerjasama keluarga dalam komunikasi.
3). Alat bantu
pendengaran.
§ Kaji kemampuan klien untuk menggunakan dan merawat alat-alat.
§ Tentukan alat bantu pada tempatnya dan hidupkan sebelum bicara.
§ Buat tekanan nada nyaman untuk klien, hindari berteriak.
4). Catatan dan
pensil.
§ Tuliskan pesan secara jelas, singkat, susunan kata-kata sederhana.
Kembangkan susunan kata-kata yang seringkali digunakan dan instruksikan pasien
untuk meneliti ulang.
§ Sediakan waktu buat klien untuk memahami dan menjawab.
Evaluasi :
1.
Klien mengungkapkan pengertian
tentang penurunan sensori pendengaran.
2.
Klien mampu menggunakan alat
bantu pendengaran.
4. Perubahan body image berhubungan dengan Ruptur membran tympani.
Ditandai dengan : Sekret
berbau dan keluar dari telinga.
Tujuan :
Body image klien tidak mengalami perubahan dan klien bisa
menerima keadaannya.
Intervensi :
a.
Diskusikan dengan klien dan
keluarga tentang perubahan body image.
b.
Kaji mekanisme penanganan
sebelumnya yang telah berhasil.
c.
Sediakan waktu untuk klien
mengungkapkan perasaannya.
d.
Demonstrasikan penerimaan
perasaan klien.
e.
Beri lingkungan yang tenang dan
memfasilitasi.
f.
Berikan penghargaan dan
dorongan.
g.
Tingkatkan dukungan melalui
orang terdekat.
h.
Bantu klien dalam diskusi untuk
menerima perubahan body image.
Evaluasi :
1.
Klien mengungkapkan penerimaan
terhadap perubahan fungsi tubuhnya.
2.
Klien mengungkapkan minat dan
keinginan untuk melanjutkan aktivitas dan interaksi sosial.
3.
Klien menggunakan sistem
pendukung rumah sakit dan keluarga.
5.
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang OMA yang tepat.
Tujuan : Pengetahuan klien tentang
penatalaksanaan OMA meningkat.
Intervensi :
a.
Kaji tingkat pengetahuan klien.
b.
Berikan informasi berkenaan
dengan kebutuhan klien.
c.
Susun bersama hasil yang
diharapkan dalam bentuk kecil dan realistik untuk memberikan klien tentang
keberhasilan.
d.
Beri upaya penguatan pada
klien.
e.
Gunakan bahasa yang mudah
dipahami.
f.
Sediakan waktu untuk
pertanyaan.
g.
Dapatkan umpan balik selama
diskusi dengan klien.
h.
Pertahankan kontak mata selama
diskusi dengan klien
i.
Berikan informasi langkah demi
langkah dan lakukan demonstrasi ulang bila mengajarkan prosedur.
j.
Berikan pujian atau
reinforcement positif pada klien.
Evaluasi :
1.
Klien menyatakan pemahaman
tentang pemberian informasi.
2.
Klien mampu mendemonstrasikan
prosedur dengan tepat.
atau
0 komentar :
Posting Komentar