Read more: http://www.uzumaki-popey.com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-di.html#ixzz2QmnmosON

Pages

Sabtu, 16 Maret 2013


HERNIA
         A.    KONSEP DASAR MEDIS
1.                  PENGERTIAN
Hernia adalah merupakan tonjolan suatu bagian dari satu atau beberapa organ lewat lobang yang abnormal dan bahaya herniasi terjadi ketika organ yang menonjol lewat lobang tersebut terjepit sampai derajat yang mengganggu sirkulasi darahnya atau ketika organ yang menonjol tersebut menyelubungi dan mengganggu fungsi struktur lain. ( Wong , 2008 )

2.                  KLASIFIKASI
a.            Hernia congenital:
1)      Hernia umbilikalis adalah suatu penonjolan ( prostusi ) ketika isi suatu organ abdominal masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah, isi yang masuk berupa organ intestinal, lemak/omentum.
2)      Hernia diafragmatika
3)      Hernia inguinalis lateralis,hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis. Pada pria normal, kanalis inguinalis berisi fasikulus spermatikus, vasa spermatika, nervus spermatikus, muskulus kremaster, prosesus vaginalis peritonii, dan ligamentum rotundum.
b.            Hernia didapat:
1)      Hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang berjalan melalui dinding inguinal belakang, medial dari vasa epigastrika inferior ke daerah yang dibatasi trigonum Hasselbachii.
2)      Hernia femoralis yaitu suatu penonjolan organ intestinal masuk ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari cincin ingunalis,materi yang masuk lebih sering usus halus,jaringan lemak/omentum.
Secara Klinis:
a.      Reponibilis: hernia yang masih dapat keluar masuk
b.      Irreponibilis: hernia yang sudah tidak dapat masuk, viskus melekat pada kantung dan ada infeksi
c.       Strangulasi: hernia yang terjadi karena terjepitnya pembuluh darah tapi masih mendapat nutrisi/ terdapat gangguan vascularisasi
d.      Incarserata: lumen terjepit sehingga tidak mendapat nutrisi, terjadi parase usus

3.                 ANATOMI FISIOLOGI
Secara anatomi,anterior dinding perut terdiri atas otot – otot multilaminar yang berhubungan dengan aponeurosis,fasia,lemak dan kulit. Pada bagian lateral terdapat tiga lapisan otot dengan fasia oblik yang dihubungkan satu sama lain dan pada setiap otot terdapat tendon yang disebut dengan aponeurosis.
Otot transversus abdominis adalah otot internal lateral dari otot – otot dinding perut dan merupakan lapisan dinding perut yang mencegah hernia inguinalis. Bagian kauda otot membentuk lengkungan aponeurotik transversus abdominis sebagai tepi atas cincin inguinal internal dan di atas dasar medial kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal menghubungkan antara tuberkulum pubikum dan SIAS ( spina iliaka anterior superior ). Kanalis ingunalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus abdominis. Pada bagian medial bawah,di atas tuberkulum pubikum,kanal ini dibatasi anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis muskulus oblikus eksternus. Bagian atas terdapat aponeurosis muskulus oblikus eksternus dan pada bagian bawah terdapat ligamen ingunalis.


            Secara fisiologis terdapat beberapa mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia ingunalis yaitu kanalis ingunalis yang berjalan miring,adanya struktur dari muskulus oblikus internus abdominis yang menutup anulus ingunalis internus ketika berkontraksi, dan adanya fasia transversa yang kuat menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya jampir tidak berotot. Pada kondisi patologis gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia ingunalis.

4.                   ETIOLOGI
a.            Defek atau kelainan berupa sebagian dinding rongga lemah.
b.            Peningkatan tekanan intra abdomen

5.                 PATHOFISIOLOGI
Hernia ingunalis tidak langsung (hernia inguinalis lateralis) di mana prostusi keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastriak inferior,kemudian hernia masuk ke kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,akan menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum pada saat pengembangan janin. Jalur ini biasanya menutup sebelum kelahiran,tetapi mungkin tetap menjadi sisi hernia di kemudian hari
Hernia inguinalis langsung (hernia inguinalis medialis ) di mana kondisi prostusi langsung ke dalam segitiga Hesselbach daerah yang dibatasi oleh ligamen inguinalis dibagian inferior , pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga Hesselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh serat aponeurosis muskulus transversus abdominis yang terkadang tidak sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia medialis karena tidak keluar melaui kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum umumnya disertai strangulasi karena cincin hernia longgar. Saraf ilioinguinalis dan saraf iliofemoralis mempersarafi otot regio inguinalis,sekitar kanalis inguinalis dan tali sperma serta sensibilitas kulit ergio inguinalis,skrotum dan sebaian kecil kulit tungkai atas bagian proksimomedial.
Pada kondisi hernia inguinalis yang bisa keluar masuk atau prostusi dapat bersifat hilang timbul disebut hernia responibel. Kondisi prostusi terjadi jika pasien melakukan aktifitas berdiri atau mengejan kuat dan masuk lagi jika posisi berbaring atau distimulasi dengan mendorong perut. Kondisi ini biasanya memberikan manisfestasi keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Apabila prostusi tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga perut disebut hernia ireponibel atau hernia akreta. Kondisi ini biasanya berhubungan dengan perlekatan isi kantong pada peritoneun kantong hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda sumbatan usus.

6.                   TANDA DAN GEJALA
a.            Adanya benjolan pada lipat paha
b.           Nyeri pada daerah abdomen
c.            Mual
d.           Muntah
e.            Anoreksia
f.            Kelelahan
g.           Demam

7.                  KOMPLIKASI
a.            Hernia inguinalis ireponibilis : terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak bisa dimasukkan kembali.
b.            hernia inguinalis strangulata : terjadi penekanan pada cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk.
c.            Iskemia
d.           Ganggren

8.                   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.            Kultur jaringan untuk mendeteksi adanya adenitis tuberculosis
b.            Radiologi polos abdomen untuk mendeteksi adanya udara pada usus dan untuk mendeteksi adanya illeus.
c.            Ct scan untuk mendeteksi adanya adanya hernia ekstrakolon
d.           USG untuk menilai massa hernia inguinal ( Muttaqin,2011 )

9.                   PENATALAKSANAAN MEDIS
Setiap pasien dengan hernia inguinalis lateralis harus di obati dengan pembedahan, pembedahan secepat mungkin setelah diagnosis di tegakkan. Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :
a.              Herniotomi
Adalah membuang kantong hernia,hal ini dilakukan terutama pada anak –anak karena dasarnya adalah kongenetal tanpa adanya kelemahan dinding perut.
b.             Hernioplasty
c.              Herniorafi
Adalah tindakan membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis

Indikasi pembedahan pada hernia inguinalis meliputi hal – hal sebagai berikut:
a.                    Penonjolan besar yang mengindikasikan peningkatan resiko hernia inkarserata atau hernia strangulata.
b.                  Nyeri hebat merupakan respons masuknya penonjolan memenuhi kanal.

10.               PROGNOSIS
Ketika operasi digunakan untuk memperbaiki hernia, prospek umumnya sangat baik.

11.              EPIDEMIOLOGI
a.                   Frekwensi laki – laki lebih tinggi dari pada wanita keadaan ini dihubungkan hernia tak langsung ( indirek ),rute yang dijalani hernia sama seperti pada saat testis bermigrasi dari rongga perut ke scrotum,struktur anatomis dari kanal inguinal pada pria lebih besar, serta aktifitas yang menyebabkan manifestasi peningkatan intra abdominal meberikan predisposisi besar kondisi hernia inguinalis pada pria.
b.                  Rasio perbandingan pria : wanita  ( 7:1 )  50% hernia inguinalis tidak langsung , 25% hernia inguinalis langsung.

B.     KONSEP KEPERAWATAN

1.      PENGKAJIAN
a. Anamnese
1)     Keluhan Utama : adanya benjolan pada lipat paha dan nyeri pada abdomen
2)     Keluhan penyakit sekarang : keluhan lain yang didapat sesuai dengan kondisi hernia
3)     Riwayat penyakit operasi lalu : apabila pernah operasi apendiks uang bisa menyebabkan lemahnya otot dinding perut.
4)     Riwayat penyakit yang lau : penyakit sistemik seperti DM, hipertensi,TBC
5)     Pengkajian psikososial : didapatkan peningkatan kecemasan karena nyeri abdomen dan rencana pembedahan serta perlunya pemenuhan informasi pra bedah.

b.Pemeriksaan Fisik
                                          1)            Inspeksi : secara umum terlihat penonjolan abnormal
                                          2)            Palpasi : turgor kulit < 3 detik menandakan dehidrasi , palpasi pada kantong hernia yang kosong kadang dapar diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera.
                                          3)            Perkusi : nyeri ketuk dan timpani terjadi akibat adanya flatulen, menandakam sekunder dari adanya obstruksi intestinal atau hernia strangulasi
                                          4)            Auskultasi : penurunan bisisng usus atau tidak ada bising usus menandakan gejala obstruksi intestinal

2.       DIAGNOSE KEPERAWATAN
a.        Nyeri b/d respons inflamasi lokal,kerusakan jarinag lunak pasca bedah
b.        Pemenuhan informasi b/d adanya evaluasi diagnostik,rencana pembedahan
c.        Resiko infeksi b/d port de entree luka pasca bedah
d.       Ketidakseimbangan cairan tubuh b/d keluar cairan tubuh melalui muntah sekunder dari obstruksi intestinal
e.        Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan yang kurang adekuat
f.         Kecemasan b/d prognosis penyakit , rencana pembedahan.

3.     RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasionalisasi
1
Nyeri b/d respons inflamasi
Nyeri berkurang/ hilang atau teradaptasi dengan kriteria : secara subyektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi, skala nyeri < 3, tidak gelisah, dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
· Kaji respons nyeri dengan pendekatan PQRST
· Lakukan menejemen nyeri keperawatan
· Atur posisi tidur semifowler



· Tingkatkan pengetahuan tentang sebab-sebab nyeri





· Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
· Pendekatan komprehensif untuk menentukan intervensi
· Dapat menurunkan stimulasi nyeri
· Posisi ini mengurangi ketegangan pada organ abdomen yang membantu mengurangi nyeri
· Pengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyeri dan dapat membantu mengembangkan kepatuhan pasien terhadap rencana terapeutik
· Analgetik memblok lintasan nyeri shg nyeri berkurang
2
Pemenuhan informasi b/d rencana pembedahan
Informasi kesehatan terpenuhi dg kriteria : pasien termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan
· Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang pembedahan







· Cari sumber yang dapat meningkatkan penerimaaan informasi


· Beritahu pasien tentang persiapan pra pembedahan (puasa, inform concent, cukur dll)


· Beritahu pasien dan keluarga kapan boleh dikunjungi



· Berikan informasi pada pasien pasca pembedahan (tehnik ambulasi didi, manajemen nyeri,diet dll)
· Dengan mengetahui tingkat pengetahuan pasien perawat lebih terarah dalam memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan pasien secara efektif dan efisien
· Keluarga pasien perlu dilibatkan dalam pemenuhan informasi akan menurunkan resiko misinterprestasi terhadap informasi
· Pasien yang sdh menyelesaikan administrasi dan mengetahui informasi tentang persiapan prabedah TT inform concent
· Pasien akan mendapatkan manfaat bila mengetahui kapan keluarganya dapat berkunjung setelah pembedahan
· Ambulasi dini sangat penting untuk mempercepat pemulihan,pasien hernia tanpa komplikasi dibantu untuk duduk, berdiri dan jalan pada hari pertama pasca bedah
3
Resiko infeksi b/d port de entree luka pasca pembedahan
Tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada integritas jaringan lunak dg kriteria : jahitan dilepas pada hari 12 tanpa ada tanda infeksi dan peradangan pada area luka,AL Normal, TTV dalam batas normal
· Kaji jenis pembedahan hari pembedahan apa ada order khusus dokter dalam merawat luka
· Lakukan perawatan luka  dengan tehnik steril
· Anjurkan pasien untuk menjaga balutan luka tetap bersih dan kering
· Kolaborasi dokter untuk pemberian antibiotik
· Mengidentifikasi penyimpangan atau kemajuan dan tujuan yang diharapkan

· Dengan perawatan luka steril mengurangi resiko infeksi
· Kondisi kering dan bersih akan menghindari dari kontaminasi komensal
· Antibiotik yang tepat akan mengurangi resiko infeksi

4.      SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan                   : Penyakit Hernia
Sasaran                               : Pasien dan keluarga
Hari/ Tanggal                      : 16 Maret 2013
Waktu                                 :  30 menit
Tempat                               :  Ruang Begonia
Penyuluh                            :  Kelompok

Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1x 30 menit, pasien dan keluarga mampu memahami penyakit hernia

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1x 30 menit, mampu:
a.         Memahami pengertian hernia
b.        Mengetahui tentang penyebab hernia
c.         Mengetahui tanda dan gejala hernia

Garis Besar Materi
a.          Pengertian  hernia
b.         Penyebab hernia
c.          Tanda dan gejala dari hernia

Metode Pelaksanaan
a.          Ceramah
b.          Diskusi (tanya jawab)

Media dan Sumber
Media : Leaflet , Laptop , Gambar – gambar
Sumber :
Ngastiyah , 1997 , Perawatan Anak Sakit , EGC , Jakarta
Speer , Kathleen M , 2007 , Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik , Edisi 3  , EGC , Jakarta

Proses kegiatan Penyuluhan:

No

Kegiatan

Kegiatan Peserta

Waktu

1
Pendahuluan
1.     Memberi salam
2.     Memberi pertanyaan apersepsi
3.     Mengkomunikasikan pokok bahasan
4.     Mengkomunikasikan tujuan



1.     Menjawab salam
2.     Menjawab
3.     Mendengarkan
4.     Mendengarkan

5 menit
2
Kegiatan Inti
1.    Menjelaskan tentang Pengertian hernia
2.    Menjelaskan tentang Penyebab hernia
3.    Menjelaskan tentang Tanda dan gejala hernia



1.  Memperhatiakan dan mendengarkan
2.  Memperhatiakan dan mendengarkan
3.  Memperhatiakan dan mendengarkan

15 menit


3
Penutup
*      Menyimpulkan materi bersama peserta
*      Memberikan evaluasi secara lisan
*      Memberikan salam penutup

*      Memperhatikan

*      Menjawab
*      Menjawab salam
1.      M55enit

Evaluasi
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, mampu:
                                                a.             Memahami pengertian hernia
                                               b.             Mengetahui tentang penyebab hernia
                                                c.             Mengetahui tanda dan gejala hernia

Yogyakarta, 28 Februari 2013

      Pembimbing                                                                        Penyuluh

Indrayanti, S.Kep, Ns                                                             Kelompok 3
















5.      ETIK , LEGAL DAN ADVOKASI
a.       ETIK
1)      Otonomi (Autonomy)
a)      Prinsip bahwa individu mempunyai hak menentuka diri sendiri, memperoleh kebebasan dan kemandirian
b)      Perawat yg mengikuti prinsip ini akan menghargai keluhan gejala subjektif (misal : nyeri), dan meminta persetujuan tindakan sebelum prosedur dilaksanakan
2)      Nonmaleficience (Tidak merugikan)
a)      Prinsip menghindari tindakan yg membahayakan. Bahaya dpt berarti dgn sengaja, risiko atau tidak sengaja membahayakan.
b)      Contoh : kecerobohan perawat dalam memberikan pengobatan menyebabkan klien mengalami cedera
3)                 Beneficience (Berbuat baik)
a)      Prinsip bahwa seseorang harus melakukan kebaikan. Perawat melakukan kebaikan dengan mengimplementasikan tindakan yg menguntungkan/bermanfaat bagi klien.
b)      Dapat terjadi dilema bila klien menolak tindakan tersebut, atau ketika petugas kesehatan berperan sebagai peneliti
4)                 Justice (Keadilan)
a)     Prinsip bahwa individu memiliki hak diperlakukan setara.
b.     Contoh : ketika perawat bertugas sendirian sementara ada beberapa pasien di sana maka perawat perlu mempertimbangkan situasi dan kemudian melakukan tindakan secara adil.
                                             5)         Veracity (Kejujuran)
a)      Mengacu pada mengatakan kebenaran. Bok (1992) mengatakan bahwa bohong pada orang yg sakit atau menjelang ajal jarang dibenarkan.
b)      Kehilangan kepercayaan thd perawat dan kecemasan karena tidak mengetahui kebenaran biasanya lebih merugikan
                                       6)               Fidelity (Menepati janji)
a)      Prinsip bahwa individu wajib setia terhadap komitmen atau kesepakatan dan tgg jawab yg dimiliki.
b)      Kesetiaan jg melibatkan aspek kerahasiaan / privasi dan komitmen adanya kesesuaian antara informasi dgn fakta.
                                       7)               Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien, harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
                                       8)               Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa kecuali.
Ditinjau dari segi etik keperawatan, dalam kasus hernia ini perawat harus menggunakan prinsip etika otonomi dimana sebelum diadakan tindakan operasi keluarga dan pasien harus ditanya terlebih dahulu setuju atau tidak (inform concern).




DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L at all , 2008, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik , Volume 2 , EGC , Jakarta

Muttaqin,Arif dan Sari,K , Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Askep Medikal Bedah , Salemba Medika , Jakarta


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22470068 di akses pada tanggal 18 April 2012




download askep disini
Askep hernia Yustine_Aster_Guntur_Candra.doc - 195 KB



atau klik disini

http://www.tusfiles.net/3zpboa635is7

0 komentar :

Posting Komentar

 

Blogger news

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Blogroll

Widget edited by super-bee

About