PERAWATAN
COLOSTOMY
Pengertian
kolostomi
Kolostomi adalah suatu opeasi untuk
membentuk suatu hubungan buatan antara kolon dengan prmukaan kulit pada dinding
perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya
( Thiodorer Schorock,MD. 1983) Colostomi dapat berupa sekostomi, kolostomi
transversum, colostomy sigmoid, sedangkan kolon asenden dan desenden sangat
jarang dipergunakan untuk membuat kolostomi karena kedua bagian tersebut
terfikir retroperitoneal. Kolostomipada
bayi dan anak hamper selalu merupakan tindakan gawat daruat, sedangkan pada
oang dewasa merupakan keadaan patologis. Kolostomi pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.
Kolostomi temporer dilakukan untuk dekompresi kolon dan atau mengalihkan
aliran feses. Kolostomi permanen dibutuhkan apabila rectum dibuang, biasanya
akibat adanya karsinoma. Jenis kolostomi permanen ii merupakan kolostomi ujung
dan dilakukan dengan mengeluarkan ujung kolon keluar kulit pasien. Kolostomi
yang temporer mungkin merupakan kolostomi
ujung, atau merupakan kolostomi lup
( dibut lbang pada sisi lengkung kolon yang dekat degan permukaan kulit)
Kolostomi sigmoid permanen mengeluarkan feses sekali
atau 2 kali sehari. Tak diperlukan alat khusus, tetapi kebanyakan pasien
memakai kantong plastic untuk mengirigasi kolostomi ujung dengan memasukan
kateter dengan ujung konikal yang tela dilumasi secara berhati-hati dan
memasukan air 500 ml setiap kali. Air dialirkan dengan gaya gravitasi dengan
menenpatkan reservoir air pada setinggi
bahu. Irigasi sebaiknya tak dilakukan sebelum 1 minggi sesudah operasi (alas an
dilakukan 1 minggu karena pengaruh anastesi yang digunakan,yaitu anastesi umum).
Kebanyakan pasien dapat makan segala makanan yang mereka sukai seperti keadaan
semula. Kolostomi tak memerlukan
dilatasi.
Banyak komplikasi akibat kolostomi
serupa dengan komplikasi akaibat ileustomi, misalanya stenosis dan prolapsus.
Pasien yang sudah lanjut usia dan jaringannya sudah lemah sering mengalami
hernia paracolostomi. (Thiodorer
Schorock,MD. 1983).
Fungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke-3
sampai hari ke-6 pasca operasi. Perawat menangani kolostomi sampai pasien dapat
mengambil alih perawatan ini. Perawatan
kulit harus diajarkan bersamaan dengan bagaimana menetapkan drainase kantong
dan melaksanakan irigasi.
Perawatan
kulit.
Rabas efluen akan bervariasi sesuai dengan tipe colostomi.
Pada colostomy transversal, terdapat feses lunak
dan berlendir yang mengiritasi kulit. Pada
kolostomi desenden atau kolostomi sigmoid, feses agak padat dan sedikit
mrngiritasi kulit. Pasien dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan
sering mencuci area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barier kulit
protektif disekitar stoma (lubang yang dibuat dalam koslostomi), dan
mengamankananya dngan melekatkan kantong drainase. bedak nistatin (myostatin) dapat ditebrkan
sedikt pada kulit peristoma bila terdapat iritasi atau pertumbuhan jamur.
Kulit dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap
lembab serta lembut.Adanya kelebihan barier kulit dibersihkan. Sabun bertindak
sebagai agen abrasi untuk mengangkat residu enzim dari tetesan fekal selama
kulit dibersihkan, Kasa dapat digunakan untuk menutupi stoma atau tamfon vagina
dapat dimasukkan dengan perlahan untuk mengabsorbsi kelebihan drainase.
Memasang
kantong drainase.
Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantong yang
tepat. Lubang kantong harus sekitar 0,3cm lebih besar dari stoma.Kulit
dibersihkan sesuai prosedur.Barier kulit peristoma dipasang kantong kemudian
dipasang dengan menekan diatas stoma sekitar 30 detik. Iritasi kulit ringan
memerlukan tebaran bedak karaya pada kulit atau bedak stomahesif sebelum
kantong dilekatkan.
Mengirigasi
kolostomi.
Stoma pada abdomen tidak mempunyai otot control
volunter sehingga mengosongannya dapat terjadi pada interval waktu yang tidak
teratur. Pengaturan pasase materi vekal dicapai dengan irigasi kolostomi atau
membiarkan usus mengevakuasi secara alami tanpa irigasi. Pilihan sering
tergantung pada individu dan sifat dari kolostomi.
Tujuan
pengirigasian kolostomi untuk mengosongkan kolon dari gas, mucus, dan feses
sehingga pasien dapat menjalankan aktifitas social dan bisnis tanpa rasa takut
terjadi drainase fekal.Dengan mengirigasi stoma pada waktu yang teratur,
terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi.
Waktu
untuk mengirigasi kolostomi harus konsisten dengan jadwal individu, setelah
pasien meninggalkan rumah sakit.
Cara mengirigasi
kolostomi :
1. Pasang
pengalas irigasi di stoma. Tempatkan ujung pispot
Rasional
: Ini membantu untuk mengontrol bau, mendorong dan memungkinkan feses dan air
mengalir secara langsung ke dalam pispot.
2. Masukkan
cairan dalam selang dan biarkan mengalir
Rasional
: Gelembung
air dalam alat dilepaskan sehingga udara tidaka masuk ke dalam kolon, yang akan
menyebabkan nyeri kram.
3. Lumasi
kateter atau selang dan masukkan dengan perlahan ke dalam stoma. Pemasukkan kateter tidak lebih dari 8cm.Pegang
selang dengan perlahan,tetapi kuat, terhadap stoma untuk mencegah air mengalir
balik.
Rasional
: Langkah ini perlu untuk mencegah perforasi usus .
4. Bila
kateter sulit masuk,biarkan air tetap mengalir dengan perlahan sementara
kateter terus dimasukkan jangan pernah
memasukkan kateter secara paksa
Rasional
: Kecepatan lambat aliran membantu merelaksasikan usus dan memudahkan pasase
kateter.
5. Alirkan
air hangat masuk ke dalam kolon dengan perlahan.Apabila terjadi kram, klem
selang dan biarkan pasien beristirahat.Air harus mengalir dalam waktu 5-10
menit
Rasional
: Kram yang nyeri biasanya disebsbkan
oleh aliran terlalu cepat atau terlalu banyak larutan.Mungkin hanya 300 cc
cairanyang diperlukan untuk merangsang evakuasi. Selanjutnya volume untuk
irigasi dapat ditingkatkan sampai 500,1000, atau 1500 cc sesuai kebutuhan
pasien untuk hasil yang efektif.
6. Pegang
selang ditempatnya dalam waktu10 detik setelah air dimasukkan; kemudian dengan
perlahan angkat.
7. Biarkan
10-15 menit agar seluruh isinya keluar; kemudian keringkan dasar pengalas dan
lipat ke atas,atau pasang klem yang
tepat pada dasar pengalas.
Rasional
: Kebanyakan air, feses, dan flatus dikeluarkan dalam 10-15 menit.
8. Biarkan
pengalas ditempatnya selama kira-kira 30-45 menit sementara pasien duduk dan
bergerak.
Rasional
: Ambulasi merangsang peritaltik dan
mengeluarkan seluruh irigasi.
9. Bersihkan
area dengan sbun ringan dan air; keringkan area tersebut.
Rasional
: Pembersihan dan pengeringan memberikan rasa nyaman pada pasien.
10. Ganti
balutan dan kantung kolostomi.
Rasional
: Pasien harus menggunakan kantong sampai kolostomi terkontrol dengan baik.
Mungkin haya menggunakan balutan.
(Suddart
and Brunner. 2002. Hlm 1133-1135)
0 komentar :
Posting Komentar