HALUSINASI
A. Pengertian
Halusinasi didefinisikan sebagai kesan
atau pengalaman sensori yang salah (Stuart dan Sundeen, 1998). Dapat juga
diartikan suatu penyerapan sensorik yang salah tanpa rangsangan dari luar yang
sebenarnya, persepsi sensorik tanpa rangsangan dari luar yang menetap.
Pada halusinasi :
rangsang terhadap indera itu tidak nyata, tetapi penderita menyakini, apa yang
dilihat, didengar, dicium, diraba dan dirasakannya. Istilah ini pertama kali
dipakai oleh Esquirol (dari Perancis, 1772. 1840).
B. Jenis Halusinasi
Halusinasi dapat
terjadi pada kelima modalitas sensori utama, yaitu:
1.
Halusinasi pendengaran
(suara)/akustic
Merupakan halusinasi
yang paling sering terjadi, terutama pada penderita dengan gangguan mental
berat. Penderita sering Mendengar suara pikirannya sendiri. Halusinasi ini
paling sering terdapat pada skizofrenia.
2.
Halusinasi visual (Penglihatan)
Merupakan persepsi
salah/palsu pada mata terbuka dengan penerangan yang cukup, penderita dalam
keadaan kesadaran penuh halusinasi murni ini terdapat pada penderita psikotik.
Umumnya lebih memberi petunjuk pada GMO meskipun dapat muncul pada penderita
gangguan mental disfungsional.
3.
Halusinasi Olfactorius (bau)
Merupakan persepsi
salah terhadap bau terutama bau busuk dan bau harum (bunga), sering dijumpai
pada penderita skizofrenia. Pada penderita dengan SOC (Sindroma otak organik)
sering dijumpai halusinasi bau berupa bau mayat atau menyan.
4.
Halusinasi Taktil (sentuhan)
Merupakan sensasi
sentuhan palsu, biasanya disertai waham berkaitan dengan sensasi tersebut,
suatu jenis halusinasi yang khusus adalah fornikasi, yaoti suatu sensasi adanya
kutu yang merayap pada atau di bawah kulit (animal crowling) sering dijumpai
pada GMO, keadaan lepas alkohol atau intoksinasi alkohol (paling sering), skizofrenia
dan delirium tremens.
Adanya halusinasi
taktil menunjukkan prognosis tidak baik.
5.
Halusinasi Gustatorius
(Pengecap/rasa)
Merupakan persepsi
salah tentang pengecapan, sering timbul adalah pada rasa pahit dan asam.
C. Tingkatan halusinasi
(menurut Stuart, Sundeen, 1998)
§ Tahap I : Comforting
-
Tingkat cemas sedang
-
Halusinasi secara umum adalah
suatu yang menyenangkan, biasanya datang saat individu sendiri.
-
Karakteristik :
Terjadi karena emosi
yang meningkat seperti cemas, kesepian, rasa bersalah, takut dan mencoba untuk
berfokus pada pikiran nyaman untuk melepaskan cemas. Individu mengenai bahwa
pikiran dan pengalaman sensori dalam kontrol kesadaran jika cemas dapat
dikelola. Nom psychotic.
-
Tingkah laku yang dapat
diobservasi
a.
Meringis atau tertawa yang tampak
tidak tepat
b.
Menggerakkan bibir tanpa
membuat suara
c.
Pergerakan mata yang cepat
d.
Respon verbal pelan seperti
jika sedang asyik.
e.
Diam dan tampak asyik.
§ Tahap II : Comdemming
-
Tingkat cemas berat
-
Halusinasi secara umum menjadi
menjijikkan, mencemooh, mencela, mengutuk atau menyalahkan.
-
Karakteristik
Pengalaman sensori
dari beberapa identifikasi indra terhadap hal yang menjijikkan dan menakutkan.
Halusinasi mulai kehilangan kontrol dan ada usaha untuk menjauhkan diri dari
sumber stimulus yang diterima. Individu mungkin merasa malu dengan adanya
pengalaman sensorik dan menarik diri dari orang lain (non psychotic).
-
Tingkah laku yang dapat
diobservasi
a.
Meningkatnya sistem saraf
otonom tanda dan cemas seperti meningkatnya HR, pernafasan, dan TIDAK.
b.
Lapang perhatian menjadi
menyempit.
c.
Asyik dengan pengalaman sensori
dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dari realitas.
§ Tahap III : Controling
-
Tingkat kecemasan berat
-
Pengalaman sensori menjadi
omnipotent
-
Karakteristik
Halusinasi sudah
mulai memberi perintah: isi dari halusinasi mungkin sangat menarik bagi
individu dan individu mungkin mengalami kesepian bila halusinasi tidak ada,
kemungkinan bisa muncul rasa takut.
-
Tingkah laku yang dapat
diobservasi
a.
Perintah langsung oleh
halusinasi dapat diikuti
b.
Kesulitan berhubungan dengan
orang lain
c.
Lapang perhatian hanya beberapa
detik atau menit
d.
Gejala fisik dari cemas berat
seperti berkeringat, termor, ketidakmampuan mengikuti perintah.
§ Tahap IV: Conquering
-
Tingkat cemas panic
-
Umumnya halusinasi menjadi terperinci
dan khayalan tampak seperti kenyataan
-
Pengalaman sensori mungkin
mengancam jika individu tidak mengikuti perintah. Halusinasi mungkin memburuk
dalam 4 jam atau sehari jika tidak ada intervensi terapeutik.
-
Karakteristik
a.
Teror keras pada T.L seperti
panic
b.
Potensial kuat untuk bunuh diri
c.
Aktivitas fisik yang
menggambarkan isi dari halusinasi seperti kekerasan, agitasi, menarik diri atau
katatonia.
d.
Tidak dapat berespon pada
perintah yang kompleks
e.
Tidak dapat berespon pada lebih
dari orang.
D. Rentang Respon
Neurobiologi pada Gangguan Psikotik
Adaptif Mal Adaptif
- Pikiran logis Pikiran kadang terganggu Delusi
- Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
- Emosi sesuai Emosi berlebihan/kurang Tidak mampu emosi
- T-L laku tepat T-L ganjil TL tidak
terorganisasi
- Hub. sosial Menarik diri Isolasi sosial
0 komentar :
Posting Komentar